”...Malam minggu malam yang panjang, malam yang asik buat pacaran...”. Tiba-tiba potongan lirik lagu itu terdengar begitu menyebalkan bagiku. Gimana enggak, malam minggu saya tadi bukannya dipake buat pacaran, tapi dipake buat nggerumutin kerjaan. Terasa asem memang, tapi sudahlah...toh ini demi masa depanku juga.

Pagi ini aku bengun jauh lebih telat dari biasanya, ya alasan ku karena tadi aku baru bisa tidur pada pukul 2 dini hari, itupun gak langsung benar-benar tertidur, karena terus terbayang sesuatu yang indah yang sanggup mebuatku berfantasy (tapi kali ini bukan Coffee ABC susu ya!). Malahan akupun masih tersadar saat kumandang Adzan Awal. 

Ternyata kopi ABC susu yang selama ini saya elu-elukan itu juga tidak sanggup membuat mataku melek, rasanya semua organ tubuhku udah mulai pada protes minta istirahat kali yak, makanya kerja merekapun kayak yang males-malesan , sehingga berdampak porak porandanya mood buat menyelesaikan tugas. 

Terkadang sisi lain dari pemikiran saya bertanya, kenapa harus ada norma?, kenapa harus ada aturan?, kenapa harus ada tata krama?, kenapa harus ada batasan-batasan, untuk mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran kita?. 

Saya sangat mengerti jika norma dan aturan itu diterapkan dengan tujuan agar nilai positif dalam hubungan sosial antara manusia tetap terjaga. Terlebih bagi kita yang menganut budaya ketimuran, dimana aturan dan tata krama merupakan satu hal yang sangat sensitif dan sangat kental dengan kesantunan dalam bertindak. 

Tapi terkadang norma dan aturan yang diterapkan untuk menjaga hubungan sosial antar manusia itu juga membatasi kebebasan berpikir manusia secara individu, sehingga merekapun tidak berani berpikir menembus batas norma yang telah diterpkan. Akibatnya mereka hanya mengikuti alur pemikiran yang sudah ada.
Dear Fee,

Kamu tau gak?, aku sediiih banget karena malam minggu kemarin kamu tidak menemaniku. Haaahh...apa boleh buat, aku harus menjalani malam yang dingin sendiri tanpamu karena aku sedang gak enak badan. Kepala ini terasa sakit, badan meriang, hidung meler, dan tenggorokanku terasa perih karena batuk. Dan karena semua itu akhirnya aku pun sakit hati, habisnya kamu hanya diam saja tak bergeming. 

Malam senin kemarin pun tak beda jauh dengan malam minggu. Ya, kamu masih tidak menemaniku, walaupun keadaanku sudah lumayan membaik, tapi jika kamu tidak menemaniku, tetap saja rasanya ada yang hilang. 

Dan malam ini...ah...masih sama dengan dua malam kemarin. Maafkan aku ya!. Sungguh, aku sangat merindukanmu. Rasanya hati ini sudah tidak bisa menahan keinginan berhadapan denganmu, membelaimu...huhhh...yang pasi aku sangat ingin kamu segera menemaniku disini. 
Ternyata masih sangat gencar pemberitaan tentang Protes Film “Innocence Of Muslims” ini. Dan dikabarkan Protes terhadap Film ini terus berlanjut di beberapa negara. Tadi saja waktu mengunjungi VivaNews, saya menemukan kabar terbaru tentang aksi demonstrasi besar yang dilakukan oleh Organisasi pro-toleransi agama yang berbasis di Brazil yaitu Brazilian Commission for Combating Religious Intolerance (CCIR).

Kabarnya sekitar 200.000 orang dari 25 kelompok agama bergabung dalam demonstrasi ini. 25 Kelompok ini diantaranya adalah para pemeluk Islam, Protestan, Katolik, Yahudi, Buddha, dan juga kepercayaan lokal, dan demo yang mereka lakukan ini dikabarkan berlangsung dengan damai.


Minggu sore kayak gini enaknya kita santai sejenak lagi dengan Anak Lama :D. Baiklah, sebelumkita bahas apa yang ada pada 'Anak Lama' kali ini, mendingan kita nikmatin aja dulu videonya ya. Joy it!!!


Yup!, ini adalah lagu ‘To Be With You’ dari Group Band Rock asal Amerika yang beranggotakan Eric Martin (Vocal), Billy Sheehan (Bass), Paul Gilbert (Guitar) dan Pat Torpay (Drum) yaitu Mr. Big. Buat para anak lama yang menyukai musik ber-genre Rock 80’s & 90’s mungkin sudah tak asing lagi dengan lagu jadul yang satu ini. Buat anak baru sih saya yakin banyak yang tidak tahu lagu ini.

Pagi ini, aku terbangun tak sepagi kemarin. Mungkin tembok sisi timur rumahku sudah tak sedingin subuh tadi. Terperanjat saat melihat sajadah, dan saya berfikir masih belum terlambat untuk menggunakannya.

Tak biasanya, secangkir kopi di pagi ini membawa ingatanku tertuju pada beberapa tahun lalu, saat aku dan kamu masih sering bertemu, saat terkadang kamu terasa begitu mengesalkan dan saat terkadang kamu begitu mengesankan.

Ini nih salah satu hal yang membuat saya kagum dari masyarakat pedesaan, jiwa saling membantu dan gotong royongnya masih sangat terpelihara. Contohnya seperti yang telah terjadi kemarin, saat salah satu warga didekat rumah Orang tuaku sedang merenovasi atap rumahnya. 

Sekitar pukul setengah tujuh pagi sudah mulai terdengar suara para pekerja yang sedang memasang kayu untuk rangka atap rumah itu. Tak lama kemudian suasana semakin terdengar ramai oleh banyak orang. Ya, rupanya itu adalah bapak-bapak yang akan membantu merenovasi rumah tersebut.  Mereka datang tak diundang dan nanti saat pulang pun tak diberi uang, dalam arti mereka datang dengan niat benar-benar untuk membantu, demi menjaga hubungan baik dengan tetangga dan warga lainnya.

Saya yakin, mereka tahu bahwa yang mereka benci adalah mahluk yang sejenis dengan dirinya.
Saya yakin, mereka tahu bahwa yang mereka caci maki adalah saudaranya. 
Saya juga yakin, mereka tahu bahwa yang mereka bunuh adalah sesamanya.
Ya...mereka adalah MANUSIA.  

Tapi kenapa mereka tidak mau mengerti jika mereka adalah sesama manusia?. Sesama manusia yang seharusnya saling menghargai dan saling melindungi. Apa mereka masih pantas disebut manusia?, ahh...tapi bagaimanapun mereka tetap manusia.

Belum lama ini ada sekelompok manusia, tapi saya lebih ingin menyebut mereka sebagai sekelompok setan-setan kecil yang berusaha memecah belah persaudaraan diantara manusia dengan cara membuat sandiwara tak guna yang menjijikan. Menghina idealisme saudaranya sendiri, menjatuhkan harga diri saudaranya sendiri, dan berniat membunuh dengan cara membuat mereka saling membunuh.

Week End...!!!. Yup, ini adalah waktu yang tepat untuk santai sejenak, melakukan hal-hal kecil dan termasuk dengerin musik kesayangan. Dan sekarang saya membuat Label baru lagi pada Blog saya yang saya beri nama “Anak Lama”. Jadi, label ini bakalan berisi tentang video, lagu-lagu, dan hal-hal yang sempat nge-hits pada jamannya Om dan Abang-abang saya masih pedekate sama cewek, ini karena saya termasuk salah satu orang yang suka dengan karya-karya jaman dulu, walaupun karya-karya itu nge-hits jauh sebelum saya lahir.

Baiklah langsung aja ya.


Dapet Undangan Pernikahan Dari Sahabat Diluar Kota = Seneng
Seneng = Harus Dateng
Harus Dateng = Prepare Buat Berangkat
Prepare Buat Berangkat = Kelarin Tugas
Kelarin Tugas = Sibuk
Sibuk = Capek
Capek < Pengin Hadir Diacara Nikahan = Tetep Berangkat
Tetep Berangkat = Pake Motor

Maka : Tetep Berangkat + Pake Motor + Keluar Kota = Capek Banget

My Typography Transparant

"Sweet Glass Typo" by Arra

Saya belum menikah, apalagi punya anak, jadi saya belum pernah merasakan gimana rasanya mengurus seorang anak. Tapi ketika saya memperhatkan sekitar, saya bisa membayangkan dan sangat yakin kalau mengurus anak itu pasti 'ramai rasanya'.

Tanggung jawab kita sebagai orang dewasa (terutama Orang Tua) untuk mendidik dan membentuk karakter, sifat dan sikap seorang anak, ya pastinya semua sudah mengerti itu. Tidak tahu wajar atau tidak, atau mungkin karena saya ini memang KEPO, ketika saya bertemu atau berinteraksi dengan anak-anak, saya cenderung selalu membandingkan karakter mereka, dari cara mereka berbicara, cara berinteraksi dengan sebaya dan dengan orang yang lebih tua, gestur, kebiasaan, dan tingkat pemahaman si anak terhadap apa yang saya sampaikan.