Jadilah Follower Setan-Setan Kecil Itu

Saya yakin, mereka tahu bahwa yang mereka benci adalah mahluk yang sejenis dengan dirinya.
Saya yakin, mereka tahu bahwa yang mereka caci maki adalah saudaranya. 
Saya juga yakin, mereka tahu bahwa yang mereka bunuh adalah sesamanya.
Ya...mereka adalah MANUSIA.  

Tapi kenapa mereka tidak mau mengerti jika mereka adalah sesama manusia?. Sesama manusia yang seharusnya saling menghargai dan saling melindungi. Apa mereka masih pantas disebut manusia?, ahh...tapi bagaimanapun mereka tetap manusia.

Belum lama ini ada sekelompok manusia, tapi saya lebih ingin menyebut mereka sebagai sekelompok setan-setan kecil yang berusaha memecah belah persaudaraan diantara manusia dengan cara membuat sandiwara tak guna yang menjijikan. Menghina idealisme saudaranya sendiri, menjatuhkan harga diri saudaranya sendiri, dan berniat membunuh dengan cara membuat mereka saling membunuh.

Perbedaan!!!

Saya yakin, mereka tahu bahwa manusia dimuka bumi ini adalah berbeda-beda
Saya yakin, mereka tahu bahwa karena perbedaan, kita ada
Dan saya sangat yakin, mereka tahu jika perbedaan itu indah

Tapi kenapa mereka tidak mau mengerti bahwa walaupun berbeda, kita adalah tetap MANUSIA!!!. Jika perbedaan dapat dengan mudah dijadikan sebagai alat provokasi untuk memecah belah persaudaraan, lalu bagaimana nasib manusia selanjutnya?, karena manusia sudah terlanjur ditakdirkan berbeda-beda. Apakah manusia hidup hanya untuk berlomba supaya bisa menjadi kelompok yang paling kuat, sehingga bisa melindas kelompok yang lebih lemah?. Apakah manusia akan lebih bangga jika mereka hidup hanya dengan se-RAS, se-agama, se-kepercayaan, se-pemikiran, se-bahasa, se-idealisme, se-warna kulit dan se-semuanya?. Sial...!!!, jika memang manusia harus menyesali perbedaannya.

Dengan meng-atasnamakan ajaran agama, dengan merasa seakan tanpa dosa, dengan leluasa mereka mengumbar kekerasan secara fisik ataupun psikis. Agama mana yang mengajarkan seperti itu?. Dengan dalih ingin membela agama, tapi malah mencemarkan ajaran agamanya sendiri, sungguh cacat!.

Dunia telah digoyahkan oleh sekelompok setan-setan kecil yang merepotkan, dan mungkin sekarang mereka sedang tertawa tanpa suara karena menyaksikan persaudaraan kita porak poranda. Ya, kita telah kalah, tapi belum telak. Berarti masih ada kesempatan untuk bangkit melawan keangkuhan diri sendiri. Dan bangkitlah sebelum setan-setan kecil itu menyelesaikan ‘hitungan ke-8’ nya.   

Lalu siapa yang paling benar?, apakah yang menulis ini merasa dirinya paling benar?. Saya tidak bisa menjawab “Ya” atau “Tidak”, karena saat menulis ini, saya tidak menggunakan idealisme, tapi menggunakan hati nurani. Hati nurani yang “universal” dan tidak berada di pihak manapun. Hati nurani yang sudah sangat jarang diperankan dalam panggung kehidupan. 

 Jadi sekarang tinggal pilih saja, ingin umat manusia tetap bersaudara dalam perbedaan?, maka dimohon untuk saling menghargai perbedaan itu.

Tapi jika ingin manusia disejajarkan dengan binatang?, maka jadilah follower setan-setan kecil itu!


45 komentar:

  1. yg ane hawatirkan sesama dan sebangsa saling konflik dan menjadikan indonesia hancur..

    lihat saja di setiap acara berita pasti ada yg nama nya tauran, pembunuhan, konflik antar desa, dll..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Media juga lebih baik membatasi mengangkat masalah ini ke publik, terlalu sering di ekspose juga tidak terlalu baik untuk masyarakat.

      Hapus
    2. Mana ada media yang ga mau meliput tawuran pembunuhan dan kerusuhan ? sulit rasanya untuk membtasi media. Mereka akan berdalih "kebebasan berekspresi"

      Hapus
    3. Iya juga sih ya?!, makanya saya juga bilang diatas, jika hati nurani sudah sangat jarang dipakai. kalo Idealisme yang bicara, ya beginilah jadinya sob. :(

      Hapus
  2. Hal yg sering menyebabkan konflik memang 'Perbedaan'. Perbedaan agama, pemikiran, ras, dll. Sebenernya beda itu biasa, yang luar biasa itu sama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan untuk menyikapi itu, dikembalikan lagi ada pribadi masing-masing, seberapa besar ita bisa menghargai perbedaan :)

      Hapus
  3. sore tadi saya miris banget ngeliat demo di depan kedubes amerika. para pendemo akhirnya main bentrok dan saling hajar dengan polisi, hanya karena ulah setan yang nggak tau pergi kemana abis bikin film kontroversial itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mas, bentrokan di beberapa negara bahkan. Dan kalau gak salah sutradara Film ini sudah diamankan Polisi.

      Hapus
  4. Saat nya kita bangkit... :)
    Jangan saling merasa paling benar.. N jangan merasa diro bersalah... Semua adalah saudara...

    Jgn sampe mereka bertepuk sorai.melihat bangsa yg besar ...bangsa yg beranrka ragam budaya.agama n suku....hancur karena korban adu domba...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah yang 'mereka' inginkan, melihat kita saling rusuh, bahkan saling bunuh.

      Hapus
  5. Masih sangat sering terjadi perbedaan kecil dijadikan pemantik api kerusuhan, berhadapan dengan sesama manusianya seakan tak ada lagi nurani. Emosi dan amarah menjadi dominan dan adu kekerasan fisik seakan jd jalan keluar terbaiknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapa yang bisa diam saja jika dirinya atau agamanya dihina, tapi dalam penyelesaian masalahnya, tentunya masih ada jalan yang lebih baik daripada menggunakan kekerasan. Karena jika kita tumbang, merekapun senang.

      Hapus
  6. Kenapa selalu perbedaan menjadi awal masalah, padahal jika dilihat dengan hati nurani, perbedaan itu indah dan itulah yang bisa menyatuhkan kita...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya kita dapat memahami itu, tidak sekedah mengetahuinya saja ya Sob :)

      Hapus
  7. saling menghargai akan memadamkan api kecil pertikaiaan

    BalasHapus
  8. Setuju sama:

    Dengan meng-atasnamakan ajaran agama, dengan merasa seakan tanpa dosa, dengan leluasa mereka mengumbar kekerasan secara fisik ataupun psikis. Agama mana yang mengajarkan seperti itu?. Dengan dalih ingin membela agama, tapi malah mencemarkan ajaran agamanya sendiri, sungguh cacat!.

    Saya sebel sekali dengan tindakan anarkis yang mengatasnamakan agama. Agama mana yang mengajarkan boleh anarkisme?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah contoh kesalahpahaman dalam mencerna suatu ajaran. Sangat disayangkan ya Mbak :(

      Hapus
  9. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    nikmatilah hidupmu agar kamu tidak merasa bosan dalam setiap keadaan.,.
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    BalasHapus
  10. kalau kita lihat sekarang, itulah sikap manusia kini, mereka diberi akal tapi tidak mengunakannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, karena Iman yang tidak disertai akhlak yang baik tidak akan memberikan dampak yang baik :)

      Hapus
  11. ehm. kompleks emang gan, kata agama di indonesia menjadi rancu. banyak yang katanya pemuka atau orang orang beragama, tapi ketika berpendapat malah tidak beragama. repotnya lagi, dia takbir lagi. kaya demo terhadap filem baru baru ini ataupun demo bbm kemarin. aneh memang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoi Mas, saya suka gereget sendiri kalo liat orang-orang yang melakukan kekrasan sambil tereak-tereak ngucapin TAKBIR, karena setahu saya Allah Yang Maha Besar itu tidak menganjurkan umatnya untuk melakukan kekerasan terhadap sesamanya.

      Hapus
  12. Mari kita tumbuhkan rasa saling toleransi.

    BalasHapus
  13. gue juga heran bro!,semua pada sibuk berantem, agama dijadi'in tameng buat bikin keributan. bahkan sekarang udah menjelajah ke ranah politik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah yang namanya politikmah segala aspek juga digasak, au deh mau kayak gimana kita nanti hehe...

      Hapus
  14. betul.. rasanya sekarang mata sudah dibutakan. bukankah perbedaan itu yang membuat dunia ada hingga sekarang? tapi ada saja orang yang memanfaatkan perbedaan itu sebagai alat mengadu domba. emangnya dia mau kalau dunia ini gak ada perbedaan? dijamin garing dunia ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, pasti dijamin garing, gak akan seru. Tapi yang pasti mendingan kita berusaha membuat diri sendiri menjadi lebih baik saja dulu lah. :)

      Hapus
  15. sepertinya kelompok yang terindefikasi setan, sudah punya planing rencana dari dahulu hingga kedepannya, semoga saja kita tetap utuh dalam satu persaudaraan

    BalasHapus
  16. Jangan mudah terprovokasi, nanti yang rugi juga diri sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. dan semoga mereka-mereka disana mempunya pemikiran seperti itu juga kang.

      Hapus
  17. Media memang bebas meliput apa saja, tinggal bagaimana tiaptiap personal yang memnonton menyikapinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang benar, dinegara demokrasi seperti ini kebebasan berekspresi memang dilindungi UU, asalkan sesuai fakta yang ada.

      Hapus
  18. Manusia memang di ciptakan dengan segala perbedaan nya, namun itu lah yang membuat dunia ini indah, bukan nya untuk saling memusuhi dan mencari siapa yang benar siapa yang salah.. saya sering menemukan orang2 yang tidak menghargai perbedaan dalam hal apapun, berbeda dengan mereka berarti mereka anggap salah.. hufftt pikiran sempit (-___-")

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Orang seperti itu berarti takabur, karena selalu menganggap dirinya yang paling sempurna.

      Hapus
  19. "Saling menghargai perbedaan" Ini emang sering di ucapkan..ternyata perbedaan itu...*apa ya*.. :D

    BalasHapus