Maaf, Mimin belum bisa posting artikel dengan tema yang berguna bagi Nusa dan Bangsa, karena Mimin sedang menghadiri diskusi di kolom komentar blog-nya orang-orang keren.


Mau ikutan?, sebaiknya jangan!. Tapi jika anda memaksa, Mimin merekomendasikan dua opsi lokasi diskusi:

Lokasi #1
Diskusi yang dikhususkan untuk Blogger yang bersedia menerima kami apa adanya.

Lokasi #2
Diskusi untuk para Blogger berpangkat SERSAN (Serius tapi Santai).


-Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Yang Tanpa Hasil Ini-

#Miminpun Kabur# 

Malam ini malam minggu, dan diluar hujan, diem dirumah aja ahh...pergi juga mau pergi ke mana kalau ujan gini, toh kekasih pun berada disuatu tempat nun jauh disana. Jadi...mendingan buka twitter, sambil Blogging-an, eh kebalik deh, harusnya Blogging sambil Twitter-an dengan ditemani secangkir Kopi Abjad (males nyebutin merek lagi ah...).

Aku buka postingan Typography terbaruku, dan mataku langsung terbelalak ketika membaca salahsatu komen dari salah satu sahabat Bloggerku, seperti inilah komen dari Beliau.


Komen Mas Budi


Ya, Beliau adalah Mas Budi Purnomo yang telah berbaik hati padaku dengan memberiku bingkisan secara cuma-cuma yang sungguh tak terbayangkan olehku sebelumnya, yaitu sebuah Award yang bertajuk “Top Freindship Award Untuk Sahabat”


Top Friendship Award
Award dari Mas Budi Purnomo

Award ini begitu istimewa bagiku karena ini merupakan Award pertama yang aku terima selama perjalanan Blogging ku sejak bulan February lalu. Sungguh aku sangat tersanjung atas kejutan yang telah Mas Budi berikan padaku ini, aku sangat mengapresiasinya.

Disisi lain aku salut pada Beliau yang telah memberiku penghargaan ini, karena aku tahu bahwa  Beliau adalah seseorang yang setiap harinya selalu disibukan oleh pekerjaan dan kegiatan primer lainnya, akan tetapi Beliau masih saja menyempatkan diri untuk berbagi pada kawan-kawan sesama Blogger-nya, ini adalah salah satu bentuk kepedulian Beliau akan silaturahmi yang memang seharusnya harus selalu dijaga agar terus terjaga.

Aku ucapkan banyak terima kasih pada Mas Budi Purnomo yang telah sudi memasukan diriku yang bengal ini pada daftar penerima award, sekali lagi aku begitu tersanjung atas apa yang telah Mas Budi persembahkan untukku. Suer deh, tiba-tiba malam yang dingin ini langsung terasa hangat di tubuhku, jauuuuuuh lebih hangat dari kehangatan yang disajikan oleh Kopi Abjad yang kini sudah dingin.

Terus terang, semangat blogging-ku melonjak drastis setelah mendapat Award ini, walaupun aku masih bingung mau diapakan Award ini hihi...maklum saja ya, aku memang belum begitu mengerti soal ini, haduuuh...payahnya aku. Tapi yang pasti aku akan menyimpan dengan baik pemberian Mas Budi ini di Blogku dan juga pada salah satu folder dihatiku hehe...

Semoga Mas Budi senantiasa sehat selalu, sehingga dapat melakukan aktivitas pokok Mas Budi di dunia nyata dan juga dapat terus menyisihkan waktunya untuk menulis sesuatu yang selalu sanggup menginspirasi kami para juniormu.

Untuk kesekian kalinya aku ucapkan terima kasih banyak untuk Mas Budi Purnomo. Aku berharap suatu saat nanti kita bisa bertemu secara langsung sambil menikmati Kopi Abjad bersama.

Idul Adha Typography by Rudy Arra

Idul Adha Typography by Rudy Arra

Selamat Hari Raya Idul Adha bagi Umat yang merayakan. Semoga kita senantiasa selalu menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. 

Mohon Maaf, berhubung aku belum mampu berkurban Sapi ataupun Kambing beneran, jadi aku kurban Sondesip saja ya...:D

Ketika kemarau,siang hari panas terik, ngeluh...katanya gak nahan gerahnya hingga ada yang bilang ‘Neraka Bocor’.  Jalanan berdebu, ughh...emosi gampang naik sampai-sampai punya slogan ‘senggol bacok’. Air langka, hidup pun terasa sangat sengsara. Manusiapun merengek pada Tuhan nya agar segera diturunkan hujan. 

Hujan pun turun, lalu ada yang berkata denga nada kecewa “yaaah ujan!”. Ketika langit mulai kelabu dan gerimispun turun, ada yang berkilah “ah, cuacanya tidak mendukung”. Diluar hujan, males kemana-mana, diam dirumah dan menyamankan diri sendiri hingga lupa mensyukuri do’a nya yang telah dikabulkan oleh Tuhan, sambil berkata “Nanti aja ah, tanggung enak nih!”. 

Untuk kesekian kalinya aku mendengar ungkapan “Musik Kampungan”. Sampai sekarang aku tidak pernah tahu spesifikasi seperti apa yang membuat sebuah lagu atau musik bisa disebut sebagai musik kampungan, musik norak, musik tidak berkualitas, atau musik ecek-ecek. Karena setahuku lagu atau musik yang mereka sebut sebagai musik kampungan ini justru sangat disukai dan mempunyai penikmat/penggemar yang jumlahnya tidak sedikit. Bahkan beberapa masyarakat yang di klaim sebagai masyarakat ‘kelas ataspun’ turut menyukainya.

Jujur saja aku bukan termasuk penikmat setia dari karya Musisi seperti Kangen Band, ST12, Wali Band, Hijau Daun Band atau semacamnya (Maaf, bukan bermaksud mendiskriminasikan beberapa pihak  dengan menyebut nama secara vulgar, tapi karena menurut yang aku dengar selama ini bahwa merekalah yang selalu menjadi objek ‘musik kampungan’) , tapi aku sama sekali tidak membenci mereka terlebih karya-karya nya. Aku hanya merasa suasana dan materi yang terdapat pada karya mereka tidak sesuai dengan seleraku. 

Hmm...tak ada banyak hal yang aku lakukan di hari minggu kali ini, selain makan, nonton TV, bobo, dan Blogging. Tapi sebelum aku melakukan hal-hal yang aku sebut barusan, pagi harinya aku melakukan hal yang bagiku merupakan hal besar dan dapat mempengaruhi kualitas hidupku di masa depan. Hal besar itu bukan melakukan orasi besar-besaran untuk memberi dukungan pada KPK ataupun  memenangi kompetisi olompiade Fisika, tapi hal besar itu adalah...lari pagi.-_-"

Baiklah...aku rasa anda akan sedikit menyesal setelahselesai membaca paragraf pertama diatas, tapi bagaimanapun juga buatku saat ini yang namanya melakukan lari pagi merupakan hal yang besar. Lari pagi tadi adalah lari pagi pertamaku disini semenjak kepindahanku dari Bandung sekitar 1,5 tahun lalu. Waktu di Bandung aku punya jadwal olahraga rutin, seperti futsal, badminton, nyuciin mobil tetangga, bersihin torn air, cuci baju akhir pekan, ataupun sekedar dorong motor nyari tambal ban karena bocor ban, pokoknya yang penting keringetan.

Punya teman yang kecanduan show off itu memang terkadang sanggup membuat perasaan menjadi was-was, saat sedang barengan sama dia seakan nasib kita sangat tergantung pada situasi sekeliling saat itu. Oke lah jika memang hal yang dipamerkannya itu dapat dipertanggung jawabkan sebab akibatnya, tapi jika itu hanya OmDo (Omong Doang), ujung-ujungnya kan orang yang bareng sama dia juga yang dongkol.

Saat sedang ngobrol berdua, sikap pamernya itu bisa jadi penghangat suasana. Yaa...seenggaknya kami gak akan kehabisan bahan obrolan lah, walaupun yang menjadi narasumber sering kali dia, aku sih paling cuma bisa banyak banyak bilang “Oh ya?!”...“Oo...gitu ya?!”...”Woow!!!”...”Masa sih?”...”Hmmm!!!” atau terkadang  “...” (maksudnya speechless karena omongannya yang gak masuk akal) :D.

Tapi situasi akan berbanding terbalik saat berada ditempat umum atau sedang ngobrol sama orang-orang yang tidak mengenal dia dengan baik. Sebagai seseorang yang terlanjur berstatus temannya, aku harus menyiapkan mental untuk menghadapi ‘Jlebb Moment’ saat dia sedang berkicau tentang apa yang dia punya atau tentang apa yang dia pikirkan.

The True Story...beginilah saat Printer gue rusak...

Suatu hari saat gue nge-print kumpulan tugas, yang menuntut gue harus segera bergegas, tiba-tiba tinta hitam printer gue tak meninggalkan bekas, blinking 15 kali pertanda cartridge ‘B’ udah mulai malas.

Tak ambil pusing gue langsung bawa aja ke servis, “cartridge warnanya juga koslet!!!” katanya sebagai hasil diagnosis, dia juga bilang harus diganti karena kondisinya udah kritis, Ooo...pliss gue cuma bawa dompet tipis!.

Oke deh gue bawa pulang aja karena solusi udah buntu, soalnya harga servis printernya sama kayak beli Printer baru,  bilang sama Teknisinya kalo gue lagi buru-buru, padahal itu cuma alibi buat menawar rasa malu.

Gue hubungin Abang berharap ada solusi manjur, bener aja katanya dia punya cartridge nganggur, akhirnya Printer gue gak jadi ancur, dan gue langsung berangkat sebelum situasi jadi tambah ngawur.

Typography

Peace Please Typography by Rudy Arra

Typography ini saya buat karena terdorong rasa prihatin terhadap kekacauan dan kejahatan kemanusiaan yang akhir-akhir ini telah terjadi. Damailah Duniaku...Let's make a better place!!!

Ini adalah kebawelan saya yang kedua tentang rokok setelah kebawelan saya di Racun Paling Unyu beberapa bulan yang lalu. Memang sih ya, menjadi orang yang memutuskan untuk tidak merokok dilingkungan perokok itu kerap kali bikin makan ati, habisnya diledekin mulu, dibilang Banci lah, bukan laki lah, biar cepet naik haji lah...terus biar dibilang laki, ci akuhh ini harus bilang ‘WOW’ sambil ngisep tabung Gas 3 kilo getoo???. Yahh...jatoh-jatohnya berisik di Blog ini lagi deh.

Otak ini makin mumet saat dapat kabar pada tanggal 11 September 2012 yang lalu, WHO dan Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Amerika Serikat menetapkan bahwa penghisap rokok Laki-Laki Indonesia menempati peringkat teratas terbanyak dunia, keren gak tuh?!. 

Dikutip dari ‘shnews’, Bahwa survei tersebut digagas pada tahun lalu dengan melibatkan 8.000 peserta dari 15 negara, termasuk Bangladesh, Brasil, China, Mesir, India, Meksiko, Filipina, Polandia, Rusia, Thailand, Turki, Ukraina, Uruguay, dan Vietnam. Menurut hasil survei itu pula, Indonesia dilaporkan memiliki jumlah perokok pasif yang cukup tinggi. Para perokok pasif dapat ditemui di rumah, kantor, dan tempat-tempat umum.

Dulu, kita sangat kegirangan saat hujan datang. Tak peduli dingin, tak peduli lumpur, kita akan langsung masuk bergabung dengan rombongan butiran air yang terjatuh dari ketinggian. Tertawa lepas seakan tak mempedulikan apa-apa selain menendang-nendang bola plastik seharga seribu rupiah yang kita beli secara patungan dari warungnya Bu Rohanah. Dan setelah kita kedinginan lalu memutuskan untuk pulang, kita harus siap-siap disambit sandal jepit punya ibu.

Kita juga dapat bertahan berjam-jam ditengah-tengah aliran sungai untuk berburu Remis. Saking lamanya kita berada di dalam air, kulit telapak kaki kita pun sampai ciut mengkerut pucat pasi. Untuk mengatasi ciutnya telapak kaki kita itu, biasanya kita akan langsung duduk berjemur diatas batu besar yang sejak tadi siang terkena terik matahari. Dan saat tubuh mulai mengering, kitapun bisa menggambar Doraemon pada kulit betis kita dengan menggunakan sebatang ranting kecil, saking keringnya tuh kulit. Haaahh...tobat deh.

Dari jaman layar hapeku masih dua warna, sampai sekarang hapeku udah pake OS Windows, tiap kali mau pergi transaksi ke Bank BCA, mau tidak mau aku harus meningkatkan ketahanan mental dan fisik terlebih dulu. Pasti udah tahu dong alasannya kenapa?!. Yahhh...apa boleh buat, BCA pun udah terlanjur jadi Bank yang lumayan ‘Bikin Capek Ati’ karena emang ‘Beneran Capek Antri’.

Sebenarnya sih aku sudah merasa biasa dengan kondisi ini, tapi rasanya tidak untuk tadi pagi. Aku perlu melakukan transaksi di BCA, tapi rasanya badan lagi gak enak banget, walhasil aku harus berangkat dengan kondisi tubuh yang tidak terlalu baik. 

Dalam perjalanan menuju kesana, aku terus berdo’a. Kalo pinjem gaya Baim mungkin gini “Ya Awlooh...antriannya jangan kepanjangan ya Awlooh...kasihani aku ya Awlooh...”. Sesampainnya di TKP, Pak Satpam membukakan pintu, dengan senyum tersungging diwajahnya disertai sapaan ramah yang khas “Selamat pagi Mas, silahkan...”. Saat menoleh ke lapak antrian, “Busseettt dahh...” saat itu juga mataku terasa berkunang-kunang dan hati ini terasa ‘Mpett. Antriannya tragedi banget!. Maaf Pak Satpam, rupanya senyumu tak sanggup merubah duniaku.