Darah Parahyangan Typography


Jaman globalisasi kayak sekarang membuat kita sulit untuk tidak terlibat dalam budaya popouler, terlebih jika kita bersentuhan langsung dengan teknologi. Tapi bukan berarti harus kehilangan jati diri. Ini bukan postingan SARA, saya hanya ingin menunjukan bahwa saya adalah orang sunda. Sunda Pituin. 

Getih sunda salawasna!

6 komentar:

  1. getih nu bereum ayeuna mah janten biru da resepna wajib ka Persib, matak geutih sunda salawasna moal pabelit jeung getih betawi, komo ayeuna mah aya kang Mus, atuh sunda tea teh jadi pisan

    BalasHapus
  2. Zachroni Sampurno11 Juli 2015 pukul 11.53

    PAMIT

    Menjalani hidup dengan mengalir itu sangat indah. Mengekspresikan buah pikiran dalam setiap kegiatan, seperti bertualang, bermusik, melukis, dan menulis adalah sebagian dari keindahan itu. Itu pula yang saya jalani dengan segenap keriangan dan keasyikan selama ini.

    Berekspresi dalam berkata-kata dalam blog, pun sedemikian indahnya. Saya mendapatkan kebahagiaan, kebanggaan, dan teman-teman.

    Tapi saya harus menunduk dan mengaku, bahwa kebanggaan yang saya rasakan itu kerap bergeser pada rasa ujub dan riya’. Hati saya mengakui itu. Sebuah sikap mental yang nista, yang belum bisa sepenuhnya saya hindarkan saat berkata-kata. Ada sekeping rasa bersalah dan tidak nyaman menyelinap di dada saya. Sebenarnya, sedikit saja. Sangat sedikit. Tapi Tuhan telah berfirman, sekecil apapun kesombongan, maka tidak berhak baginya surga. Saya takut kehilangan momentum untuk berubah.

    Dan saya, dalam komitmen pada usia saya sekarang (saya sudah 40 sekarang), memutuskan untuk mengambil sikap. Adalah tentang keinginan untuk mulai menepi dari segenap kebanggaan, untuk sekedar menunduk, lalu memantapkan diri dalam menjalani sisa hidup.

    Saya memutuskan, untuk mundur dari dunia blog.

    Teman-teman, terima kasih atas segalanya. Kalian telah menjadi bagian yang sangat indah dari perjalanan hidup saya. Saya meminta maaf jika selama ini saya banyak berucap yang tidak semestinya, dan bergurau yang tidak pada tempatnya, Benar, saya tidak pernah bermaksud melukai hati teman-teman semua. Tidak ada secuil pun rasa benci, iri hati, dan dengki yang pernah saya rasakan dalam berkiprah di blog. Saya menyayangi teman-teman semua. Saya bangga pada teman-teman semua.

    Tulisan ini saya tujukan kepada teman-teman semua, meski saya tidak bisa mengetuk blog teman-teman satu persatu. Titip salam buat semuanya.

    Saya berdoa, semoga Allah selalu memberikan kasih sayang-Nya kepada teman-teman, kepada kita semua (kita selalu dalam komitmen saling mendukung dan saling mendoakan kan?)

    ---------------------
    Saya tetap di sini.
    Silakan, welcome setiap saat jika hendak bertandang kemari.
    Alamat saya di Jalan Jambudipa No 9 RT 1 RW 7 Cilebut – Kabupaten Bogor.
    Alamat kantor saya di Biro Hukum Kementerian Keuangan, Gedung Juanda I lantai 14, Jalan Wahidin Nomor 1, Jakarta Pusat. Silakan hubungi saya di ponsel 081316716844, atau di nomor kantor 3449230 Pesawat 6382, juga di email zachroni@gmail.com atau zachronisampurno@depkeu.go.id.

    Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wa barakatuh
    Zachroni Sampurno
    (dulu pemilik blog zachflazz)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hingga saya menulis kata pertama di komen ini, saya sempat tertegun cukup lama. Bingung mau nulis apa. Degup jantung saya pun berdetak lebih cepat dari biasanya. Mungkin selama ini saya selalu berkomentar bual dan banyak bercanda, tapi kali ini tidak. Beneran deh, suwer!

      Disela-sela keberandalan saya, tulisan Mas Zach banyak menginspirasi saya, banyak mengubah cara berpikir saya, menuju arah yang lebih baik tentunya. Tanpa memberi komentar, saya kerap membaca cerita Mas Zach. Membaca cerita tentang Mbak Chio, Arien Agree dan si "pemilik" Wonder Woman yang penggemar Klepon itu. Dan mulai sekarang, sepertinya saya hanya bisa merindukan hal itu.

      Terus terang, ini yang selalu saya takutkan.

      Baik, Mas, bahkan saya akan/bisa/harus belajar dari "PAMIT'-nya Mas Zach ini. Selamat, Mas Zach. :)

      Hapus
    2. aku sedih juga... baru tau...

      Hapus