Beng-Beng Pernah ‘Menyelamatkan’ Kami


Ini bukan iklan, hanya ingin berbagi pengalaman. Sebelum melakukan Trail Run ke Gunung, seorang Trail Runner pastinya harus benar-benar mempersiapkan kondisi tubuhnya dan perlengkapan dasar yang harus dibawa, Terlebih jika Trail Run yang akan dilakukan bukan merupakan sebuah acara kompetisi resmi, karena tentunya disepanjang rute kita tidak akan menemukan Water Station ataupun Checkpoint Spot, yang artinya kita benar-benar ‘berlari  sendiri’, oleh karena itu semua perlengkapan harus dipersiapkan dengan baik. 

Salah satu hal yang wajib nyelip di Hydropack adalah energy supply untuk tubuh, daintaranya adalah Meals atau makanan ringan kaya energi. Sebenarnya banyak benget meal yang bisa dijadikan pilihan, tapi saya biasa memilih makanan yang mengandung coklat, gula, dan karbohidrat atau bahkan madu. Dan satu lagi yang tidak boleh tertinggal adalah Pisang, karena buah Pisang juga memang sudah menjadi andalan para Trail Runner dunia. 

Tapi bagi beberapa orang yang pertama kali melakukan Trail Running, membawa makanan ringan kaya energi seperti ini kerap dianggap tidak begitu penting, biasanya ini disebabkan oleh faktor kurangnya persiapan atau bahkan karena faktor ketidaktahuan tentang seluk beluk Trail Running itu sendiri. Tak sedikit diantara mereka yang menganggap Trail Running ini sama seperti Jogging biasa, hanya saja track-nya yang didominasi oleh track tanah saja. Padahal Trail Running di Gunung jauh lebih ekstrim dari itu, perlu persiapan yang sangat matang. Saya bisa berpikir seperti itu karena dulu saya pernah mengalaminya. 

Sebagai contoh, pada Trail Running kami yang terakhir beberapa waktu lalu, ada teman dari teman kami yang turut berpartisipasi, dan itu adalah pengalaman Trail Running pertamanya. Karena minimnya persiapan dan tidak ada koordinasi dengan kami sebelumnya, dia berangkat dengan perbekalan seadanya, tanpa mempertimbangkan kondisi fisik dan perbekalan yang layak. Pada awalnya semua berjalan dengan baik, tapi ketika sampai di kilometer 3, dia mulai menunjukkan gejala kecapekan. Struktur pijakan yang sangat tidak bersahabat dan menanjak membuat tubuhnya kewalahan. 

Mulai merasakan ada yang tidak beres, kami mulai mengurangi kecepatan dan memutuskan untuk beristirahat pada setiap spot dengan jarak yang lebih dekat dari biasanya. Dan kekahawatiran kami benar-benar terjadi, di kilometer 6 dia mulai muntah-muntah. Wajahnya pucat dengan tubuh yang tampak lemah. He’s hitting ‘The Wall’!!!

Menyadari tidak ada Indomaret, Apotek Kimia Farma apalagi Doraemon diatas Gunung, kami memberikan pertolongan pertama dengan peralatan seadanya, dan saya mulai mengeluarkan makanan yang seolah menjadi ‘Pahlawan Bertopeng’ disaat darurat seperti waktu itu, yaitu beberapa bungkus Beng-Beng yang berkilauan. 

*Gosah kepede’an lu, Beng!!!*

Setelah mengkonsumsi makanan yang saya berikan tadi, kondisi tubuhnya mulai tampak membaik. Dan yang paling membuat saya tenang adalah akhirnya saya gak harus lari turun Gunung sambil gendong orang. Repot, Men! Lah wong gendong Hydropack aja pundak udah terasa kebakar. Tapi kalau yang harus digendongnya Pevita Pearce, sih, akan saya pertimbangkan dengan bijak. 

Jadi poin yang saya maksud dalam tulisan saya ini adalah bukan soal Beng-Beng-nya, tapi betapa pentingnya membawa perbekalan yang bersifat energy supply untuk tubuh saat melakukan trail running. 

Ingat ya bawanya energy supply yang semacam Beng-Beng, bukan semacam Powerbeng!!!

Salam #MariLari

27 komentar:

  1. Kalau perlu bawa gerobak dan penjual warteg biar lebih syah dan abdol :)
    Kalau saya biasanya cuma kram perut karena kurang pemanasan.
    Dan jarang sampai kelaparan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekalian aja bawa meja prasmanan, sambil ngajak Mad Dog juga deh...

      Hapus
    2. Hayuk, tapi jangan minta gendong ya!

      Hapus
    3. sini saya gendong semua.
      dasar anak-anak

      Hapus
    4. Papaaaa...aku minta sahaaam

      *anak jaman sekarang*

      Hapus
    5. dasar nova, jangan nakal lagi ya

      Hapus
    6. Gak janji sih, Pah...Nova mah gitu orangnyah...

      Hapus
    7. Emang kenapa si Nova. Apa perlu saya plorotkan celananya. Kabari saja via SMS , WA atau BBM

      Hapus
  2. atau kayak saran temen aku, bawa keEfci dibungkus..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, perlu lari sambil nenteng kresek kayaknya...

      Hapus
    2. Kreseknya diisi rantang buat nampung Klepon
      Hallo bang Zachhhhhhhhhhhhh
      mana nih yesterday by gone itu

      Hapus
  3. wah beng beng bisa jadi pahlawan bertopeng ya mas.
    akan saya perhatikan sarannya.
    kalau inget tapi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, si beng-beng kalo siang bisa jadi pahlawan bertopeng. Kalo malem biasanya jadi beng-cong.

      Hapus
  4. gimana kabarnya mas rudy?
    koq lama banget ngilangnya,untung masih bisa balik lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah saya baik, Mas. Biasa lah abis meningkatkan ilmu kanuragan dulu. Ciaat!!!

      Hapus
    2. saya baru tahu kalo kalian itu ternyata barry prima dan advent bangun

      Hapus
    3. Ahh jangan-jangan anda James Dean?

      Hapus
    4. Wah ada bang Zach Flas di atas saya
      Nagih jatah KLEPON

      Hapus
  5. lari melulu, kapan berdiamnya, ditemani bidadari dan anak-anaknya. coba kapan? kapan coba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. *nangis meluk guling tetangga*

      Hapus
    2. *teringat mamang lembu dan mamas raw*

      Hapus
    3. Kalau saya baca artikel yang ada gambar cewek mulus, cantik dan HOT sudah pasti ingat mas Rawins.

      Hapus