Krisis Stamina Dalam Olahraga Lari

Gambar: Sport-GLO
Memilih untuk menjadi seorang pelari endurance itu bukan hanya sekedar mengikuti tren, apalagi cuma ikut-ikutan biar kelihatan keren. Walau bukan berlabel Atlet Elite Pro, tetap saja harus memiliki pola latihan, pola istirahat dan pola makan yang baik, agar kondisi tubuh tetap seimbang.

Tapi bagi saya yang sering dikejar deadline dalam pekerjaan, membuat saya harus duduk di depan Monitor selama berjam-jam sampai larut malam dalam jangka waktu berhari-hari, bahkan bisa sampai satu minggu penuh. Mungkin untuk sebagian orang itu bukan masalah besar, tapi jika anda termasuk orang yang aktif berolahraga khususnya lari endurance, pasti akan sangat terasa dampaknya terhadap stamina tubuh.

Kini saya sedang berada dalam kondisi ini, penurunan stamina yang signifikan karena pola makan dan pola istirahat yang kacau. Tapi walaupun kondisi tubuh sedang manja-manjanya, keinginan untuk berlatih tetap besar dan akhirnya saya selalu gagal menahan hasrat untuk berlari.

Tapi belajar dari pengalaman yang lalu, tetap berlatih dalam kondisi tubuh yang kurang bugar juga bukan berarti tanpa perhitungan, perlu beberapa penyesuaian agar niat baik kita untuk sehat tidak berubah menjadi bencana, sehingga kegiatan latihan tidak mengganggu pekerjaan utama.

Berikut beberapa hal yang selalu saya lakukan ketika harus tetap berlatih ditengah kacaunya pola makan dan pola istirahat:

Kurangi Porsi Latihan
Bagi saya ini penting, karena ditengah aktivitas yang jauh lebih padat dari biasanya, saya harus mampu membagi cadangan energi, jangan sampai energi tubuh dihabiskan untuk latihan, sehingga tubuh tidak memiliki cadangan energi untuk melakukan pekerjaan utama, dampaknya kita akan mudah kehilangan konsentrasi dan mudah stress saat bekerja. Maka dari itu biasanya saya memangkas porsi latihan hingga setengahnya, karena kalau seikhlasnya nanti dikira sodaqoh.

Konsumsi Kafein Sebelum Latihan
Saat dikejar deadline, biasanya saya hanya tidur 3-4 jam semalam, tentu saja ini sangat jauh dari standar tidur bagi olahragawan yang idealnya 8-9 jam semalam. Dampaknya bagi tubuh saya adalah sangat mudah lelah dan sulit berkonsentrasi, karena kemampuan fisik tidak seimbang dengan kesiapan otak dan sistem syaraf. Hal ini biasa saya antisipasi dengan mengkonsumsi Kopi yang dicampur Susu sekitar 1 jam sebelum latihan. Khasiatnya cukup terasa, karena seperti yang telah kita ketahui bahwa kafein dapat menstimulasi sistem syaraf yang lelah untuk bekerja lebih optimal. Tapi harus diingat, cara ini hanya untuk situasi yang darurat saja, tidak untuk jangka panjang. Tapi jika anda tetap ingin mengkonsumsi Kopi terus-menerus dalam jangka panjang, itu mah namanya doyan.

Konsumsi Buah Setelah Latihan
Buah Nanas seakan sudah menjadi keharusan untuk saya konsumsi setelah latihan. Selain karena memang salah satu buah kesukaan saya, Nanas juga ternyata kaya akan Enzim Bromelain yang berperan dalam menguraikan protein, sehingga penyerapan protein oleh tubuh menjadi lebih maksimal. Ini sangat bermanfaat bagi proses recovery sel-sel otot yang rusak setelah aktivitas fisik yang intens saat latihan. Saya juga biasa mencampur Nanas dengan buah lainnya. Atau biar simpel biasanya saya beli aja rujak tanpa bumbu gula di tempat langganan. Kalau saya mau pake manis, saya minta aja ke mbak-mbak penjualnya supaya bikin rujaknya sambil senyum, tapi metode ini tidak berlaku jika penjual rujaknya abang-abang.

Menyempatkan Tidur Siang
Saya rasa menyempatkan tidur siang selama setengah jam ditengah kesibukan bukan merupakan sebuah dosa, dan itu akan sangat bermanfaat untuk memulihkan kondisi tubuh yang lelah. Ibarat Handphone, tidur siang adalah saat kita nge-charge kebugaran tubuh. Percaya deh tidur siang ini benar-benar bermanfaat lho, apalagi tidurnya sambil ditemani Gadis.
Gadis yang ini lho ya!:

Jangan Memaksakan Diri 
Bagi saya ini juga poin yang sangat penting, berhentilah berlari saat anda mulai merasakan ada yang tidak beres pada tubuh. Misalnya tarikan nafas yang mulai tidak dapat dikendalikan, mulai merasa pusing, mulai merasakan masalah pada kaki dan sebagainya. Saya pernah memaksa melanjutkan latihan padahal saya mulai merasakan pegal pada lutut, dan akhirnya lutut saya benar-benar cedera dan harus istirahat dari latihan selama beberapa minggu. Jadi sekali lagi, saat berlari jangan pernah memaksakan diri! Apalagi memaksa mantan anda untuk kembali. Pokoknya jangan!!!


Itulah penyesuaian-penyesuaian yang selalu saya lakukan saat tubuh saya bearada dalam kondisi kurang baik. Jadi tidak ada alasan untuk tidak berolahraga, tidak ada kesibukan yang menghalangi untuk terus berlari.

Salam #MariLari

12 komentar:

  1. akumah lari sekilo doang ngga begitu ada problem. lari paling jauh dalam sejarah ya pas ngelilingin sirkuit sentul.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah keren tuh bisa lari ngelilingin sirkuit sentul, kan lumayan jauh jaraknya, kalo gak salah sampe 4 km lebih ya? Untuk orang yang bukan pelari/gak intensif latihan, lari dengan jarak segitu mah udah top. Keren.

      Hapus
    2. Kalau saya keren nda ya
      Masa sih

      Hapus
  2. Hihi, doyan baca Gadis, Mas Rudy?

    Siip, olah raganya jalan terus ya, meskipun aktivitas berjubel. Porsinya saja yang dikurangi. Sip sip ... gitu ya caranya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enggak sih, Mbak. Kalo baca perasaan seorang gadis saya doyan hihi

      Iya, ini juga saya abis olahraga (nyuci, ngepel, nyetalking mantan, dll.)

      Hapus
    2. Kalau mas Rudy Arra jelas doyan membaca Majalah gadis. Beda sama mas Rawins alias Mas Eko itu. Suka sama gadisnya> wahahahahahahaa

      Pisssssssssss mas Raw

      Hapus
    3. Sebut nama 'RAWINS' 3 kali, maka dia akan keluar dari pohon beringin

      Hapus
  3. Aku mah paling gak bisa kalo disuruh lari, apapun asal jangan lari. Gak tau juga kenapa tapi tanda-tanda seperti yang mas sebutkan diatas tadi (tarikan nafas yang mulai tidak dapat dikendalikan, mulai merasa pusing) itu selalu muncul meskipun cuma lari beberapa puluh meter saja.
    Makasih udah share :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awalnya saya juga gitu, lari sejauh 800 meter udah kepayahan, berkat latihan yang terpola, saya bisa lebih baik lagi. :)

      Hapus
  4. Wahahaha ketepu nih. Saya kira beneran ada yang bening bening alias foto gadis,. Eh setelah diklik view nya beneran GADIS majalah eh salah majalah Gadis. Urusan berlalri memang baik untuk kesehatan. dan semua orang membuktikannya. Namun dalam sebuah artikel yang pernah saya baca disebutkan bahwa Olah Raga tertentu memang tidak cocok untuk usia yang sudah tidak muda lagi seperti saya. Heihiehiee. Ngaku sudah tuir saya dah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa kok, Kang, asal porsinya harus disesuaikan.

      Hapus