Saya dan Trail Running

Hari ini adalah ulang tahun kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-71, tentunya sebagian besar rakyat Indonesia menyambut bahagia dan ingin turut merayakan hari istimewa ini, termasuk saya. Selain ulang tahun kemerdekaan NKRI, hari ini juga merupakan hari ulang tahun dari hobi baru saya yang sangat saya cintai, yaitu Trail Running. Dan untuk merayakan keduanya, saya pun memutuskan untuk melakukan trail running di tempat yang sama saat saya melakukannya untuk pertama kali. 

Flashback dulu bentar yaa. Rasanya masih inget banget, saya melakukan Trail Running pertama pada tanggal 17 Agustus 2015 yang lalu, itupun niatnya hanya iseng karena pada saat itu saya hanya ingin merayakan 17-an dengan melakukan hal menantang yang belum pernah saya lakukan. Berhubung saat itu saya sudah sangat aktif berlari di track lapangan, salah satu teman saya pun memberikan tantangan untuk mencoba berlari pada lintasan yang jauh lebih ekstrim yaitu trail track, dan lintasan pendakian Galunggung pun jadi pilihan kami. Awalnya, sih, gak pede dengan keputusan saya untuk melakukan Trail Running tersebut, ada perasan was-was, takut tidak kuat berlari di track yang ekstrim, namun bukan sifat seorang pelari jika tak mengambil tantangan baru dalam berlari, akhirnya saya menerima tantangan teman saya tersebut. Dan akhirnya pepatah 'Tak kenal maka tak sayang' pun benar adanya, setelah berhasil melintasi lintasan trail Galunggung, saya malah ingin lagi, lagi dan lagi.

Saya pernah mendapat pertanyaan begini "Ngapain, sih, lu capek-capek trailrunning, apa yang lu dapet dari trailrunning?" Terus terang sampai sekarang saya belum menemukan jawaban yang saya nilai tepat atas pertanyan itu, karena jawaban sebenarnya akan benar-benar ditemukan jika seseorang melakukan, mencintai lalu merasakannya. Running is My Healing, Trail Running is My Spiritual Journey. 

Banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan dari Trail Running. Berlari di tengah lintasan yang terbentuk oleh alam selalu membuat keangkuhan saya musnah, rasa takut saya semakin mewabah, keinginan menyelaraskan diri dengan alam semakin bertambah. Trail Running mengajarkanku betapa pentingnya menghargai alam, pentingnya solidaritas, pentingnya memulai, pentingnya pulang dengan selamat, pentingnya semangat, pentingnya seteguk air, pentingnya pantang menyerah, pentingnya bertahan hidup, pentingnya bersyukur dan nilai-nilai kehidupan lainnya. Dan ketika sampai di ketinggian saya sadar bahwa sebuah puncak bukanlah sebuah tujuan untuk membanggakan kemampuan diri, sebuah puncak adalah tempat dimana kita harus menyadari betapa kita hanya secuil dari semesta, sebagian kecil dari ciptaan sang Pencipta, dan segala peluh, keluh, darah dan terkadang air mata yang kita keluarkan dalam perjalanan akan menjadi tidak berarti dibandingkan nikmat Tuhan yang telah diberikan. Semakin tinggi tempat berpijak kita, semakin rendah hati kita.

Namun bagaimanapun juga, Taril Running bukan berarti tanpa perhitungan dan juga bukan hal yang instan. Perlu persiapan yang matang dari segi fisik dan logistik. Saat ini Trail Running masih dianggap sebagai salah satu olahraga ekstrim, karena harus berlari pada track pendakian (Gunung) dengan jarak tertentu yang relatif jauh dengan perbekalan seminimal dan se-efisien mungkin. Sebagai gambaran, jika dalam melakukan Hiking kita dapat membawa perbekalan dalam Tas Carrier hingga kapasitas 70 liter untuk perjalanan trackhing pilihan kilometer, dalam Trail Running kita hanya akan membawa perbekalan dalam HydroPack yang hanya muat untuk perbekalan air dalam Water Bladder 3 liter dan beberapa bungkus makanan kaya energi. Mungkin ini yang membuat hingga saat ini Trail Running belum juga diakui oleh Badan Atletik Internasional, tidak seperti Lari Lintas Alam yang memiliki jarak yang lebih pendek dan lintasan yang lebih mudah dibanding Trail Running. Maka dari itu bagi teman-teman yang tertarik untuk ngetrel persiapkanlah fisik terlebih dahulu, jangan sampai seperti yang pernah dialami oleh teman saya yang muntah-muntah pada tanjakan pertama karena tubuhnya tidak dapat mengatasi lintasan yang cukup ekstrim.

Masih banyak hal yang ingin saya tulis tentang Trail Running ini, hanya saja rasanya banyak hal yang tak terjelaskan hehe...Ini hanya curhatan seorang WNI dan Seorang tukang lari. Oh iya, saya ingin memohon maaf kepada sahabat-sahabat saya di blog jika sekarang saya tidak begitu aktif menulis dan menyapa kalian, maklum sekarang saya lebih aktif dalam kegiatan outdoor, Ini juga baru buka blog lagi setelah sekian lama gak mampir kesini. Pokoknya salam manis untuk kalian. Hatur nuhun. 

15 komentar:

  1. witwiw yang lagi asik trail running, emang lari ke galunggungnya start darimana kang? trus sampai ke kawah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Start dari parkir kolam renang Cipanas, menyusuri track pendakian, turun ke kawah, ikut upacara pengibaran bendera di kawah, setelah itu berlari kembali menuruni lereng dan finish di parkir cipanas lagi hehe

      Hapus
    2. Start dari parkir kolam renang Cipanas, menyusuri track pendakian, turun ke kawah, ikut upacara pengibaran bendera di kawah, setelah itu berlari kembali menuruni lereng dan finish di parkir cipanas lagi hehe

      Hapus
    3. kalo start dari tempat finish boleh nggak?

      Hapus
  2. Yang pastinya semua berawal dari niat ya ?
    Kalau sudah niatnya baik ,pasti akan bersemangat. Pastinya orang yang belum kenal trail running akan lebih memilih pokemon atau main game sambil tiduran yang tidak menguras energi banyak.
    Capek capek lari buat apa itu yang ada dalam benaknya.
    Hikmah dan manfaatnya itu lo !

    BalasHapus
  3. seru dan menantang, cara lain mendaki gunung

    BalasHapus
  4. wuiiihh kalau aku pasti langsung menggos-menggos kehabisan nafas, kang

    BalasHapus
  5. o ceritanya kapok lombok ya?
    udah kepedesen eh besoknya pengen lagi

    BalasHapus
  6. kan sambil lari bisa ngetik blog to mas.
    namanya blogrunner

    BalasHapus
  7. haiiiiiiii,,,,,,,,,pasti uda lupa sama akuu :))
    eh ko kita sama sih suka running2, jangan2 kita berjodoh *YES
    hahaha

    BalasHapus