Tampilkan postingan dengan label Sekitar Kita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sekitar Kita. Tampilkan semua postingan

Masih dalam suasana merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 76 tahun ini, muncul kembali sebuah karya anak bangsa yang sangat keren sekaligus memupuk rasa nasionalisme dan rasa bangga terhadap negara Indonesia tercinta ini. Adalah seorang musisi Indonesia bernama Awwalur Rizqi yang merilis sebuah karya epik berjudul 'WONDERLAND INDONESIA' bersama seorang penyanyi dengan bakat luar biasa yaitu Novia Bachmid yang diunggah di kanal Youtube Alffy Rev pada pukul 19.45 WIB hari Rabu, 17 Agustus 2021. 

Suara emas Novia Bachmid dalam membawakan lagu-lagu Nusantara pada Video 'WONDERLAND INDONESIA' ini sanggup menggugah rasa kagum dari warganet Indonesia, bahkan nama Novia Bachmid menjadi Trending Topic di Twitter. 

Gadis dengan nama lengkap Novia Noval Bachmid ini lahir di Sulawesi Utara pada tanggal 19 Januari 2002. Akun Instagram Novia Bachmid adalah @noviabachmid.

Karir bernyanyi Novia Bachmid dimulai pada ajang Idola Cilik Musim Keempat sampai babak 5 besar.  Ia juga sempat lolos ke babak 32 besar The Voice Indonesia Musim Ketiga, masuk ke dalam babak 8 besar Indonesian Idol Musim Kesepuluh di tahun 2020.

Di era komputer seperti sekarang ini, tentu saja kita sudah sangat familiar dengan berbagai perangkat perlengkapan komputer, salahsatunya adalah Mouse. Mouse atau Tetikus ini tidak dapat dipisahkan dari perangkat komputer terutama komputer desktop. Bahkan, beberapa orang yang bekerja dengan Laptop tetap nyaman menggunakan Mouse walau dalam perangkat Laptop sendiri sudah tersedia Touch Pad untuk mengoperasikan kursor. 

Nah, ketika kita semua sudah sangat familiar dengan perangkat Mouse ini, apakah pernah terpikir tentang bagaimana sejarah terciptanya Mouse ini, siapa penemunya dan bagaimana bentuk pertamanya? Mengenai bentuk, jangan pernah membayangkan memiliki bentuk seperti Mouse yang ada pada jaman sekarang, karena Mouse pertama terbuat dari kayu dengan bentuik seperti ini:

Lays, sebuah merek Keripik Kentang yang telah berusia 75 tahun ini akan hilang dari peredaran di Indonesia pada akhir Agustus 2021, ini karena pada Februari lalu seluruh saham PT Indofood Fritolay Makmur (IFL) dibeli PT Indofood CBP (ICBP) Sukses Makmur Tbk. Yang berakibat kontrak merek dengan PepsiCo terputus. Akibat dari kejadian ini, selama tiga tahun ke depan PepsiCo dilarang memproduksi mengemas, menjual, memasarkan atau mendistribusikan produk makanan ringan apapun di Indonesia yang bersaing dengan produk IFL, Termasuk merek Lays, Cheetos, dan Doritos.

Bagi penggemar berat rasa Lays mungkin akan kecewa dengan hal ini. Bagi kalian yang sudah sangat kenal dengan rasa Lays, apakah juga tahu beberapa fakta tentang Lays di bawah ini? 

Karena sebelumnya terjadi kejanggalan pada tagihan listrik di rumah yang saya tempati, saya pun berusaha untuk mendapat klarifikasi dari pihak PLN, salah satunya adalah mendapatkan jawaban tentang bagaimana proses atau rumus perhitungan tagihan listrik pascabayar hingga keluar jumlah tagihan yang harus dibayar oleh konsumen. 

Berikut adalah jawaban-jawaban pihak PLN terhadap pertanyaan saya via Twitter dengan menggunakan daya 1300VA: 

Berapa Biaya Abodemen Listrik Pascabayar? 

Barikut jawabannya:


Sebelumnya, saya mendapat keluhan dari ebebrapa kenalan yang mengeluh tagihan listrik di rumahnya mengalami kenaikan yang tidak biasa, bahkan tidak masuk akal karena kenaikannya bisa mencapai 300%, sedangkan pemakaian dinilai biasa saja, bahkan sebagian sudah ada yang mencoba mengurangi pemakaian listrik di rumahnya. Saya hanya bisa menyarankan mereka untuk datang langsung saja ke kantor PLN setempat untuk meminta klarifikasi, syukur-syukur bisa mendapat solusi, setelah itu saya hanya berlalu karena selama ini tagihan listrik di rumah saya normal-normal saja. 


'Akan Indah pada Waktunya', mungkin itu ungkapan yang tepat bagi tanaman tanaman ini. Keladi yang di tempat kami juga sering disebut 'Tataleusan' atau 'Kalde' ini merupakan kelompok tumbuh yang berasal dari Genus Caladium (Family: Araceae). 


Coronavirus
Tahun 2020 ini memang istimewa, khususnya bagi diri saya, banyak sekali hal baru terjadi di tahun ini, baik secara global maupun secara pribadi, pada kehidupan saya. Diawali dengan terjadinya hal luar biasa yang sanggup mengubah dunia, yaitu Pandemi Covid-19 atau Virus Corona. Virus jenis baru yang mematikan ini pertama kali teridentifikasi di negara Cina pada awal bulan Desember tahun 2019, lalu dengan cepat menyebar ke luar Cina secara global dan pada akhirnya menjadi Pandemic yang sangat mengerikan. Bahkan ketika tulisan ini saya unggah, jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia meningkat tajam, per tanggal 22 September 2020 jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia mencapai 248.852 jiwa, sedangkan pada level global mencapai jumlah 31,2 juta jiwa. 

Assalamu'alaikum, Semua! Kali ini saya tidak akan membuat postingan dengan tema yang berat, saya hanya ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha bagi teman-teman yang merayakan. Sudah sepatutnya kita berbahagia menyambut hari raya ini, karena kita bisa saling bersilaturahmi antara keluaraga dan kerabat. Walau dalam budaya kita perayaan Idul Adha tak semeriah perayaan Idul Fitri, tentu tidak menghilangkan maknanya. 

Dalam kesempatan ini saya juga ingin membagikan kembali atau repost sebuah typography karya saya yang seblumnya pernah saya posting disini. Tak ada niat pamer kok, hanya buat have fun aja hehe. Oiya, supaya postingan ini tak hanya curcol dan tetap informatif, saya akan melampirkan jadwal perayaan Hari Raya Idul Adha pada tahun 2020, 2021, 2022, 2023 dan 2024. Semoga dapat menambah informasi ya. 

Tahun

Tanggal

Hari

2020

31

Jumat

2021

20

Selasa

2022

10

Minggu

2023

29

Kamis

2024

17

Senin


Selamat hari raya Idul Adha! 

Setelah sukses menjalankan tugas sebagai Ketua KPPS pada Pemilu Serentak tahun 2019 yang penuh kontroversi dan sangat-sangat melelahkan, pada tahun 2020 ini saya kembali ditunjuk menjadi petugas KPPS pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Namun, kali ini saya hanya menjabat sebagai anggota, karena jabatan Ketua harus diisi oleh Kepala Dusun setempat. 

Pada awalnya, Pilkades serentak Kabupaten Ciamis yang terdiri dari 143 Desa dijadwalkan pada tanggal 12 April 2020, namun karena terjadinya pandemi covid-19, maka melalui rapat koordinasi Pilkades serentak memutuskan untuk menunda penyelenggaraan Pilkades 2020 hingga bulan Agustus 2020, sesuai yang diungkapkan Bupati Ciamis Herdiat Sunarya pada Rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan SKPD. “Dalam rapat kali ini, untuk waktu pelaksanaan direncanakan pada pertengahan Agustus 2020. Sedangkan teknisnya akan kami kaji dan persiapan oleh SKPD terkait,” ungkapnya. 

Tanggal 23 Juli adalah Hari Anak Nasional, tanggal yang istimewa bagi bangsa Indonesia karena di hari itu kita memeperingati event tahunan untuk mengingatkan kita bahwa anak-anak merupakan aset penting dan sangat berharga bagi sebuah bangsa, sebagai masa depan dan penerus bangsa. 

Sejarah Hari Anak Nasional 
Sejenak kita menelisik sejarah, sejarah Hari Anak Nasional ini berasal dari gagasan mantan Presiden Soeharto yang merupakan Presiden Indonesia Kedua. Gagasan beliau ini tak tercetus atas dasar kesadaran bahwa anak-anak merupakan aset penting bagi kemajuan bangsa. Dikarenakan gagasan tersebut pada tahun 1984 berdasar pada Keputusan Presiden RI No 44 tahun 1984, maka ditetapkan lah setiap tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional (HAN).
Minggu, 04 Juli 2020, saya beserta istri melakukan kunjungan ke rumah saudara yang terletak di Cikembulan, Sidamulih, Pangandaran. Ini kerupakan kunjungan luar kota kami setelah usainya masa PSBB di Jawa Barat dan memasuki masa New Normal terkait Pandemi Covid-19. Awalnya kami cukup was-was untuk melakukan perjalanan luar kota, namun akhirnya kami putuskan untuk tetap berangkat namun tentunya dengan berusaha memenuhi protokol kesehatan Covid-19, misalnya seperti menggunakan masker, membawa disinfektan seperti Handsanitizer dan lainnya. 

Di sepanjang jalan menuju Pangandaran, suasana jalan raya tampak ramai, bahkan di beberapa titik terjadi antrian kendaraan yang cukup padat. Mulai dari iring-iringan mobil pribadi berplat nomor luar kota, konvoi grup motor, hingga konvoi grup sepeda memenuhi jalan menuju arah Pangandaran. Namun ada yang sedikit membuat saya terganggu, yaitu ketika singgah di rest area, rupanya banyak dari pelaku perjalanan tidak memenuhi protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker, tidak mengindahkan anjuran physical distancing, dan lainnya, semoga mereka baik-baik saja. 


Bidan adalah orang yang telah berhasil menyelesaikan program pendidikan kebidanan yang didasarkan pada Kompetensi Esensial ICM untuk Praktik Kebidanan Dasar dan Kerangka Kerja Standar Global ICM untuk Pendidikan Kebidanan dan diakui di negara dimana ia berada, mereka yang telah memperoleh kualifikasi yang dipersyaratkan untuk didaftarkan dan/atau dilisensikan secara hukum untuk praktik kebidanan dan menggunakan gelar 'Bidan' dan mereka yang menunjukkan kompetensi dalam praktik kebidanan.

Kalimat pada judul di atas memang terasa sangat klise, namun akan menjadi sangat penting untuk dipahami maknanya lalu diamalkan. Memiliki pekerjaan yang dekat dengan dunia pendidikan membuat saya banyak berinteraksi dengan dunia menulis dan membaca. 

Salah satu hal yang membuat saya merasa miris adalah ketika mengetahui fakta bahwa sebagian besar anak didik kita memiliki minat yang sangat rendah pada kegiatan menulis dan membaca. Kemudahan mendapatkan informasi yang disediakan oleh berbagai mesin pencari seperti Google tidak serta merta membuat anak didik kita semakin pintar dalam menyerap berbagai informasi dan memanfaatkan fasilitas yang semakin memudahkan dalam kegiatan menulis dan membaca, namun mereka malah semakin malas dengan mengandalkan fasilitas copy-paste.

Berawal dari diskusi ringan via online dengan kakak tentang kegiatan gerakan pungut sampah yang sedang gencar dilakukan oleh berbagai komunitas di kota Bandung, kakak saya yang pada saat itu merupakan salah satu aktivis di komunitas Bandung Clean Action meminta saya untuk membuat kegiatan Gerakan Pungut Sampah di wilayah Priangan Timur, khususnya Kabupaten Ciamis. 

Saya bersama beberapa teman yang pada saat itu baru membentuk sebuah komunitas lari bernama komunitas Running Loka, mulai terpikir untuk memasukan gerakan pungut sampah yang kami sebut Ciamis Clean Action ini pada agenda kegiatan komunitas kami. Dengan bantuan teman-teman pelari, kegiatan pun dapat berjalan secara konsisten setiap hari minggu pagi setelah Sunday Morning Run di Taman Lokasana Ciamis yang merupakan Home Base dari komunitas Running Loka.

Hari ini adalah ulang tahun kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-71, tentunya sebagian besar rakyat Indonesia menyambut bahagia dan ingin turut merayakan hari istimewa ini, termasuk saya. Selain ulang tahun kemerdekaan NKRI, hari ini juga merupakan hari ulang tahun dari hobi baru saya yang sangat saya cintai, yaitu Trail Running. Dan untuk merayakan keduanya, saya pun memutuskan untuk melakukan trail running di tempat yang sama saat saya melakukannya untuk pertama kali. 

Flashback dulu bentar yaa. Rasanya masih inget banget, saya melakukan Trail Running pertama pada tanggal 17 Agustus 2015 yang lalu, itupun niatnya hanya iseng karena pada saat itu saya hanya ingin merayakan 17-an dengan melakukan hal menantang yang belum pernah saya lakukan. Berhubung saat itu saya sudah sangat aktif berlari di track lapangan, salah satu teman saya pun memberikan tantangan untuk mencoba berlari pada lintasan yang jauh lebih ekstrim yaitu trail track, dan lintasan pendakian Galunggung pun jadi pilihan kami. Awalnya, sih, gak pede dengan keputusan saya untuk melakukan Trail Running tersebut, ada perasan was-was, takut tidak kuat berlari di track yang ekstrim, namun bukan sifat seorang pelari jika tak mengambil tantangan baru dalam berlari, akhirnya saya menerima tantangan teman saya tersebut. Dan akhirnya pepatah 'Tak kenal maka tak sayang' pun benar adanya, setelah berhasil melintasi lintasan trail Galunggung, saya malah ingin lagi, lagi dan lagi.

Dream come true. Sepertinya bagi saya itulah ungkapan paling tepat untuk menggambarkan kegiatan yang kami lakukan pada hari minggu pagi  (20 Maret 2016), yaitu Gerakan Pungut Sampah di Lapang Lokasana Ciamis bersama Komunitas Running Loka. Betapa tidak, keinginan untuk melakukan kegiatan ini sudah ada sejak lama, tepatnya ketika saya mulai aktif melakukan aktivitas olahraga di Lapangan Lokasana sejak kepindahan saya kembali dari kota Bandung ke kota Ciamis ini.  
Terkadang saya bertanya pada diri sendiri, kontribusi positif  apa yang telah saya lakukan untuk kota yang saya tinggali saat ini? Saya bukan seorang Technopreneur seperti kang Ridwan Kamil yang memiliki kemampuan dan sumber daya untuk mengubah sebuah kota menjadi menawan di banyak bidang. Saya hanya pemuda biasa yang memiliki semangat untuk "menjaga" kotanya, memang tak banyak yang bisa saya lakukan, tapi saya yakin bahwa sekecil apapun tindakan positif tidak akan menjadi sia-sia. 
Sudah bukan rahasia lagi bahwa sampah merupakan masalah yang menjadi prioritas utama bagi sebuah kota. Walau dengan skala yang berbeda, contohnya permasalahan sampah di kota kecil seperti Ciamis mungkin tidak serumit permasalahan sampah di kota besar seperti Bandung atau Jakarta, namun itu tidak serta-merta membuat masalah sampah menjadi dianggap sepele. Peran serta warga masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan tetap sangat penting, dimana pun itu. Hal itu juga yang mendorong keinginan saya untuk melakukan kegiatan kebersihan khususnya di ruang publik seperti Lapang Lokasana. 
Gambar oleh: Rudy Arra
#LatePost - Saya memberi tagar demikian karena rencananya postingan ini saya upload tepat pada tanggal 1 Januari 2016, tapi karena postingan 'Pronasi, Overpronasi & Supinasi' sudah menjadi draft 80% yang dijadawalkan tayang pada 31 Desember 2015 malah tayang pada tanggal 2 Januari 2016, akhirnya mau gak mau postingan ini yang waktu itu baru menjadi draft judul mendapat jatah tayang pada tanggal 4 Januari 2016. Jadi intinya semua serba terlambat. Yaudah lah yaa asal jangan sampe terlambat 3 bulan aja. 

Dan berikut adalah 10 resolusi lari saya pada tahun 2016. Ini akan saya jadikan catatan penting di tahun ini, walaupun saya tidak akan memaksakan diri untuk mendapatkan pencapaian atas semua poin, karena saya harus menyesuaikan kegiatan latihan dengan kegiatan utama saya sehari-hari yang terkadang sangat menyita waktu. Tapi bagaimanapun saya akan berusaha untuk mencapainya. 

Saya sering mendengar ungkapan “indahnya silaturahmi”, dan saya selalu berpikir “ya, gua juga tahu, silaturahmi memang indah” hanya sebatas berpikir seperti itu. 

Memanfaatkan momen Idul Fitri, dalam dua minggu kemarin saya melakukan perjalanan menemui beberapa teman lama di Bandung. Sudah lumayan lama kami tidak bertemu. Entah mengapa perjalanan silaturahmi saya kali ini begitu terasa berbeda. Bertemu teman lama, berjabat tangan, rangkulan, ngobrol tentang pengalaman saat masih bersama dahulu. Walaupun suasana sudah berbeda, tidak se-‘liar’ dahulu karena beberapa dari mereka sudah berkeluarga, tapi terasa indah banget. 

Bahkan dalam kesempatan itu saya sempatkan untuk menemui seseorang yang pernah berselisih dengan saya. Alhamdulillah, niat baik saya disambut dengan senyuman, walaupun dalamnya isi hati orang siapa tahu, saya tidak ingin memperdulikannya. Momen yang baik harus dipergunakan dengan baik, termasuk menunjukkan pada dirimu sendiri bahwa dirimu sudah menjadi lebih baik dengan memiliki niat baik dan mengesampingkan ego. 

Mulai sekarang saya tidak akan lagi meremehkan yang namanya ‘bersilaturahmi’, karena bagaimanapun hidup tidak akan pernah bisa diprediksi. Entah apa yang akan terjadi pada diri kita dan sekitar kita satu detik kedepan. Entah berada dimana diri kita dan teman kita satu jam kemudian. 

Oiya, ada satyu hal yang bagi saya tak kalah penting, bahwa kumpul-kumpul di social media tidak akan pernah seindah kumpul-kumpul bertemu muka. 

Indahnya bersilaturahmi.
Begitu saya membuka postingan ini di blog saya beberapa saat lalu, saya mendapati komentar dari seorang blogger yang namanya begitu biasa di ingatan saya tetapi dengan isi komentar yang tidak biasa, komentar yang cukup panjang terdiri dari beberapa paragraf. Degup jantung saya berdetak lebih kencang dari biasanya setelah membaca kata pertama di komentar beliau tersebut. Selesai membaca seluruh komentar yang beliau tulis, bahkan hingga dua kali saya baca, beberapa saat saya tertegun sambil memandangi kolom komentar balasan milik saya yang masih kosong. Mungkin semua itu karena sosok beliau yang begitu berkesan bagi saya.

 Berikut isi tulisan beliau: 

PAMIT
Menjalani hidup dengan mengalir itu sangat indah. Mengekspresikan buah pikiran dalam setiap kegiatan, seperti bertualang, bermusik, melukis, dan menulis adalah sebagian dari keindahan itu. Itu pula yang saya jalani dengan segenap keriangan dan keasyikan selama ini. 
Berekspresi dalam berkata-kata dalam blog, pun sedemikian indahnya. Saya mendapatkan kebahagiaan, kebanggaan, dan teman-teman. 
Tapi saya harus menunduk dan mengaku, bahwa kebanggaan yang saya rasakan itu kerap bergeser pada rasa ujub dan riya’. Hati saya mengakui itu. Sebuah sikap mental yang nista, yang belum bisa sepenuhnya saya hindarkan saat berkata-kata. Ada sekeping rasa bersalah dan tidak nyaman menyelinap di dada saya. Sebenarnya, sedikit saja. Sangat sedikit. Tapi Tuhan telah berfirman, sekecil apapun kesombongan, maka tidak berhak baginya surga. Saya takut kehilangan momentum untuk berubah. 
Dan saya, dalam komitmen pada usia saya sekarang (saya sudah 40 sekarang), memutuskan untuk mengambil sikap. Adalah tentang keinginan untuk mulai menepi dari segenap kebanggaan, untuk sekedar menunduk, lalu memantapkan diri dalam menjalani sisa hidup. 
Saya memutuskan, untuk mundur dari dunia blog. 
Teman-teman, terima kasih atas segalanya. Kalian telah menjadi bagian yang sangat indah dari perjalanan hidup saya. Saya meminta maaf jika selama ini saya banyak berucap yang tidak semestinya, dan bergurau yang tidak pada tempatnya, Benar, saya tidak pernah bermaksud melukai hati teman-teman semua. Tidak ada secuil pun rasa benci, iri hati, dan dengki yang pernah saya rasakan dalam berkiprah di blog. Saya menyayangi teman-teman semua. Saya bangga pada teman-teman semua.
Tulisan ini saya tujukan kepada teman-teman semua, meski saya tidak bisa mengetuk blog teman-teman satu persatu. Titip salam buat semuanya.
Saya berdoa, semoga Allah selalu memberikan kasih sayang-Nya kepada teman-teman, kepada kita semua (kita selalu dalam komitmen saling mendukung dan saling mendoakan kan?)
---------------------
Saya tetap di sini. 
Silakan, welcome setiap saat jika hendak bertandang kemari.
Alamat saya di Jalan Jambudipa No 9 RT 1 RW 7 Cilebut – Kabupaten Bogor.
Alamat kantor saya di Biro Hukum Kementerian Keuangan, Gedung Juanda I lantai 14, Jalan Wahidin Nomor 1, Jakarta Pusat. Silakan hubungi saya di ponsel 081316716844, atau di nomor kantor 3449230 Pesawat 6382, juga di email zachroni@gmail.com atau zachronisampurno@depkeu.go.id. 
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wa barakatuh
Zachroni Sampurno
(dulu pemilik blog zachflazz)

Tanpa ingin membuat beliau merasa bangga hati, saya harus mengatakan bahwa selama ini tulisan-tulisan beliau begitu menginspirasi saya. Bahkan beberapa tulisan beliau sanggup merubah cara berpikir saya, menuju hal yang lebih baik tentunya. 

Dan paragraf ini seakan menjadi sebuah amanat bagi saya, yang harus saya sampaikan "Tulisan ini saya tujukan kepada teman-teman semua, meski saya tidak bisa mengetuk blog teman-teman satu persatu. Titip salam buat semuanya." Dan melalui postingan ini, saya berusaha untuk menyampaikan apa yang sudah beliau titipkan pada saya.

Semoga tanggapan saya ini tidak menjadi berlebihan, karena itulah yang benar-benar saya rasakan. 

Sampai jumpa, Mas Zach. Tak akan ada yang bisa membatasi tali pertemanan kita semua. 
Cucuran keringat masih terasa di punggung, begitupun aroma ketek masih semerbak tajam dalam radius kurang lebih 2 meter mengikuti arah angin, tapi kali ini saya sudah tidak sabar ingin berbagi cerita di awan. 

Berawal dari percakapan santai seusai latihan dengan kang Erik di bawah tiang pull up. Sambil selonjoran di atas paving block pinggiran track dan dikelilingi oleh jejak-jejak manusia modern yang katanya jauh lebih cerdas. Bisa tebak bagaimana bentuk jejak-jejak tersebut? Ya, berupa plastik-plastik tak terpakai yang berserakan di area yang seharusnya tanpa dikomando siapapun harus turut menjaga kebersihannya. 

Begitu saja saya nyeletuk pada kang Erik "...a Erik, andai saja anak-anak belum berangkat mengikuti test seleksi TNI mereka, kita bisa bergerak mungutin sampah bareng, pasti seru..." Lalu kang Erik membalas "...kenapa gak kita berdua aja sekarang bergerak? Ayo sambil menuju parkir kita keliling track mungutin sampah!" Kalimat yang begitu kuat nancap di otak saya dari kang Erik. Kami pun langsung bergerak dengan memanfaatkan kantong kresek yang kami dapat dari tempat sampah untuk mengumpulkan sampah-sampak yang berserakan tadi. 

Saat itu kami banyak mendapat tatapan aneh dari beberapa pengunjung di sana, entah apa yang mereka pikirkan, semoga saja pikiran positif untuk kami. Tapi diantara tatapan aneh itu, terdengar suara mungil "Om...om...ini sampahnya" ujar seorang anak SD yang masih memakai seragam olahraga sambil menyodorkan segenggam sampah plastik bekas es sirop dan cilok di tangan kecilnya. Sambil bertingkah khas anak-anak, ia pun mulai memunguti sampah dengan beberapa temannya. Ya ampuun, tindakan anak-anak itu adalah investasi yang sangat berharga bagi saya. 

Selain itu beberapa teman mahasiswa juga mulai memunguti sampah dan memberikannya kepada kami, meskipun hanya sebatas memungut sampah yang ada di hadapan mereka saja, tapi saya anggap ini akan menjadi awal yang baik. 

Dan kami sudah sepakat untuk berusaha melakukan gerakan memungut sampah ini setiap usai latihan, tak perduli hanya kami berdua yang melakukannya. Tapi bagaimanapun kami tetap berharap, akan semakin banyak orang yang tergerak melakukan hal yang sama seperti yang telah kami lakukan, yaitu bergerak memungut sampah di lapang Lokasana Ciamis.