BUKAN TYPOGRAPHY MODUS!!! Hanya typography yang terinspirasi dari teman yang baik hati. 

#colekrani
#nyengir
#seruputkopi



Gambar oleh: Rudy Arra
Sebenarnya berlari bukan hal yang asing bagi saya, karena sejak masih duduk di Sekolah Dasar saya sudah aktif berolahraga. Mulai dari Sepak Bola hingga Volly pernah saya tekuni. Jenis olahraga yang juga disebut sebagai ‘The Mother of Sport’ ini memang tak bisa dipisahkan dari cabang olahraga manapun, karena semua Olahragawan/Atlet pasti menyertakan olahraga lari sebagai bagian pokok dari latihan rutin mereka, bahkan bagi Atlet Catur sekalipun. 

Tapi saat saya mulai memamsuki dunia kerja, waktu untuk berolahraga mulai terbatas, bahkan terkadang tidak sempat, sehingga fokus saya pada dunia olahraga yang sangat saya cintai itu semakin pudar, dan mau tidak mau saya pun harus merelakannya. Sejak itu jadwal olahraga saya semakin kacau, kesibukan pekerjaan benar-benar menyita waktu saya, sampai pada akhirnya olahraga menjadi hal yang terasa asing dan sulit untuk dilakukan. 

Bertahun-tahun saya “terjebak” dalam lingkaran kesibukan yang sangat menyita waktu, membuat tubuh saya semakin “gak jelas”, otot menjadi kendur, perut menjadi bulat, kulit semakin pucat dan jejak-jejak bekas latihan yang begitu keras dahulu tak tampak lagi. Menyedihkan! 

Untuk kedua kalinya Komunitas Running Loka Ciamis menjadikan gunung Galunggung sebagai track latihan trail running pada tanggal 20 September 2015 kemarin. Alasan kami memilih track Galunggung kembali karena pada trail running sebelumnya di Galunggung kami merasa ada beberapa hal yang terlewatkan, disamping itu ada beberapa kawan kami yang sebelumnya tidak ikut serta dan kini ingin menjajal track Galunggung. 


Yang turut serta dalam latihan kali ini adalah kang Erik Risnandar, kang Harjanto Galant, kang Irdan Maulana, kang Hasan dan tentunya saya sendiri. Karena persiapan yang lebih baik, perjalanan kali ini jauh lebih terencana, seperti persiapana fisik, perbekalan dan persiapan rute trail running. Berikut rute yang kami gunakan. 
Setiap Warga Negara Indonesia mempunyai caranya sendiri dalam merayakan kari kemerdekaan negaranya yang jatuh pada tanggal 17 Agustus. Dan bagi saya, hari perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke-70 tahun ini terasa berbeda, karena saya merayakannya dengan melakukan sesuatu yang belum pernah dan sangat ingin saya lakukan sebelumya, yaitu melakukan trail running ke puncak sebuah gunung, dan kali ini tujuan saya dan kawan-kawan adalah puncak Galunggung.
Rute Yang Kami Lalui
Ini adalah pengalaman trail running pertama saya dengan medan pegunungan. Biasanya saya latihan di track datar yang tidak terlalu menantang. Ternyata memang benar, teknik berlari di medan datar dengan medan pegunungan memang sangat berbeda, mulai dari teknik pernapasan hingga teknik tumpuan kaki, karena medan pegunungan terdiri dari banyak jenis tekstur pijakan, seperti medan berpasir, medan bebatuan, medan tanah dan lainnya. Perlu konsentrasi dan ketahanan tubuh ekstra agar tidak terjadi hal yang tidak diharapkan pada tubuh.
Saya sering mendengar ungkapan “indahnya silaturahmi”, dan saya selalu berpikir “ya, gua juga tahu, silaturahmi memang indah” hanya sebatas berpikir seperti itu. 

Memanfaatkan momen Idul Fitri, dalam dua minggu kemarin saya melakukan perjalanan menemui beberapa teman lama di Bandung. Sudah lumayan lama kami tidak bertemu. Entah mengapa perjalanan silaturahmi saya kali ini begitu terasa berbeda. Bertemu teman lama, berjabat tangan, rangkulan, ngobrol tentang pengalaman saat masih bersama dahulu. Walaupun suasana sudah berbeda, tidak se-‘liar’ dahulu karena beberapa dari mereka sudah berkeluarga, tapi terasa indah banget. 

Bahkan dalam kesempatan itu saya sempatkan untuk menemui seseorang yang pernah berselisih dengan saya. Alhamdulillah, niat baik saya disambut dengan senyuman, walaupun dalamnya isi hati orang siapa tahu, saya tidak ingin memperdulikannya. Momen yang baik harus dipergunakan dengan baik, termasuk menunjukkan pada dirimu sendiri bahwa dirimu sudah menjadi lebih baik dengan memiliki niat baik dan mengesampingkan ego. 

Mulai sekarang saya tidak akan lagi meremehkan yang namanya ‘bersilaturahmi’, karena bagaimanapun hidup tidak akan pernah bisa diprediksi. Entah apa yang akan terjadi pada diri kita dan sekitar kita satu detik kedepan. Entah berada dimana diri kita dan teman kita satu jam kemudian. 

Oiya, ada satyu hal yang bagi saya tak kalah penting, bahwa kumpul-kumpul di social media tidak akan pernah seindah kumpul-kumpul bertemu muka. 

Indahnya bersilaturahmi.



Begitu saya membuka postingan ini di blog saya beberapa saat lalu, saya mendapati komentar dari seorang blogger yang namanya begitu biasa di ingatan saya tetapi dengan isi komentar yang tidak biasa, komentar yang cukup panjang terdiri dari beberapa paragraf. Degup jantung saya berdetak lebih kencang dari biasanya setelah membaca kata pertama di komentar beliau tersebut. Selesai membaca seluruh komentar yang beliau tulis, bahkan hingga dua kali saya baca, beberapa saat saya tertegun sambil memandangi kolom komentar balasan milik saya yang masih kosong. Mungkin semua itu karena sosok beliau yang begitu berkesan bagi saya.

 Berikut isi tulisan beliau: 

PAMIT
Menjalani hidup dengan mengalir itu sangat indah. Mengekspresikan buah pikiran dalam setiap kegiatan, seperti bertualang, bermusik, melukis, dan menulis adalah sebagian dari keindahan itu. Itu pula yang saya jalani dengan segenap keriangan dan keasyikan selama ini. 
Berekspresi dalam berkata-kata dalam blog, pun sedemikian indahnya. Saya mendapatkan kebahagiaan, kebanggaan, dan teman-teman. 
Tapi saya harus menunduk dan mengaku, bahwa kebanggaan yang saya rasakan itu kerap bergeser pada rasa ujub dan riya’. Hati saya mengakui itu. Sebuah sikap mental yang nista, yang belum bisa sepenuhnya saya hindarkan saat berkata-kata. Ada sekeping rasa bersalah dan tidak nyaman menyelinap di dada saya. Sebenarnya, sedikit saja. Sangat sedikit. Tapi Tuhan telah berfirman, sekecil apapun kesombongan, maka tidak berhak baginya surga. Saya takut kehilangan momentum untuk berubah. 
Dan saya, dalam komitmen pada usia saya sekarang (saya sudah 40 sekarang), memutuskan untuk mengambil sikap. Adalah tentang keinginan untuk mulai menepi dari segenap kebanggaan, untuk sekedar menunduk, lalu memantapkan diri dalam menjalani sisa hidup. 
Saya memutuskan, untuk mundur dari dunia blog. 
Teman-teman, terima kasih atas segalanya. Kalian telah menjadi bagian yang sangat indah dari perjalanan hidup saya. Saya meminta maaf jika selama ini saya banyak berucap yang tidak semestinya, dan bergurau yang tidak pada tempatnya, Benar, saya tidak pernah bermaksud melukai hati teman-teman semua. Tidak ada secuil pun rasa benci, iri hati, dan dengki yang pernah saya rasakan dalam berkiprah di blog. Saya menyayangi teman-teman semua. Saya bangga pada teman-teman semua.
Tulisan ini saya tujukan kepada teman-teman semua, meski saya tidak bisa mengetuk blog teman-teman satu persatu. Titip salam buat semuanya.
Saya berdoa, semoga Allah selalu memberikan kasih sayang-Nya kepada teman-teman, kepada kita semua (kita selalu dalam komitmen saling mendukung dan saling mendoakan kan?)
---------------------
Saya tetap di sini. 
Silakan, welcome setiap saat jika hendak bertandang kemari.
Alamat saya di Jalan Jambudipa No 9 RT 1 RW 7 Cilebut – Kabupaten Bogor.
Alamat kantor saya di Biro Hukum Kementerian Keuangan, Gedung Juanda I lantai 14, Jalan Wahidin Nomor 1, Jakarta Pusat. Silakan hubungi saya di ponsel 081316716844, atau di nomor kantor 3449230 Pesawat 6382, juga di email zachroni@gmail.com atau zachronisampurno@depkeu.go.id. 
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wa barakatuh
Zachroni Sampurno
(dulu pemilik blog zachflazz)

Tanpa ingin membuat beliau merasa bangga hati, saya harus mengatakan bahwa selama ini tulisan-tulisan beliau begitu menginspirasi saya. Bahkan beberapa tulisan beliau sanggup merubah cara berpikir saya, menuju hal yang lebih baik tentunya. 

Dan paragraf ini seakan menjadi sebuah amanat bagi saya, yang harus saya sampaikan "Tulisan ini saya tujukan kepada teman-teman semua, meski saya tidak bisa mengetuk blog teman-teman satu persatu. Titip salam buat semuanya." Dan melalui postingan ini, saya berusaha untuk menyampaikan apa yang sudah beliau titipkan pada saya.

Semoga tanggapan saya ini tidak menjadi berlebihan, karena itulah yang benar-benar saya rasakan. 

Sampai jumpa, Mas Zach. Tak akan ada yang bisa membatasi tali pertemanan kita semua. 

Jaman globalisasi kayak sekarang membuat kita sulit untuk tidak terlibat dalam budaya popouler, terlebih jika kita bersentuhan langsung dengan teknologi. Tapi bukan berarti harus kehilangan jati diri. Ini bukan postingan SARA, saya hanya ingin menunjukan bahwa saya adalah orang sunda. Sunda Pituin. 

Getih sunda salawasna!


Iseng-iseng bikin typography 'BARLOX' ah...

Sedikit info tentang BARLOX: 
'BARLOX' merupakan nama dari sebuah komunitas yang anggotanya terdiri dari para anak muda yang menjadikan lapangan Lokasana Ciamis sebagai basecamp atau tempat utama untuk kegiatan olahraga mereka. Sebenarnya nama 'BARLOX' adalah kependekan dari 'Barudak Lokasana' atau 'Anak-anak Lokasana'. Mungkin sebagian orang akan terganggu dengan huruf 'X' di belakan nama tersebut, karena jika kependekan dari 'Barudak Lokasana' harusnya jadi 'BARLOK' atau 'BARLOK'S' dong, ya? Yaa namanya juga anak muda, apapun yang melekat pada dirinya harus terkesan keren dan 'keras', dan huruf 'X' diakhir kata 'BARLOX' dinilai sudah cukup mewakili hal itu. Asal huruf 'X'-nya cukup satu aja, jangan banyak-banyak. Ngerti kan, ya? Oke.