Saya Lagi Buru-Buru, Tante...!!!

Ken, demikianlah anak laki-laki berusia 21 tahun itu biasa dipanggil. Dihari selasa sore ini tepatnya pukul 16:00 (Waktu Internal Bandung), dia punya janji dengan seorang sahabatnya untuk main Futsal. Wah, sudah Pukul 15:15 rupanya, padahal Ken sedang asyik-asyiknya main Playstation. Saat Ken melirik jam dinding yang berada tepat sisi kiri atas kepalanya...“Bussett dahh...!!!” diapun terperanjat sembari melempar JoyStick yang dipegangnya.

“Sepatu mana sepatu?!...Kunci mana kunci?!...Helm mana helm?!...Celana mana celana (Padahal celana bolanya sudah dia pakai sejak tadi)...” begitulah kira-kira gambaran kepanikan Ken. Setelah semua perlengkapan dirasa siap, diapun langsung meluncur menuju lapangan dengan motornya, tanpa lupa membawa dompet yang berisi beberapa lembar uang sepuluh ribuan dan surat-surat kendaraan tentunya.

Dengan kecepatan yang 20 Kilometer/ Jam lebih cepat dari bisanya, dia menempuh perjalanan yang biasanya memakan waktu setengah jam untuk bisa sampai ke tujuan. Yang ada di pikirannya adalah Pom Bensin, karena bensin di motornya tinggal sedikit. Dan gumamnya dalam hati “Jangan telat...jangan telat...!!!”. Drrrrrrtt ... drrrrrrt ... drrrrrt ... HP di saku celananya terasa bergetar, tapi...”Ah bodo ah!!!” dia tidak mempedulikan HP-nya, walaupun terasa begitu geli pada pangkal pahanya.

Sampailah dia pada satu persimpangan yang agak macet, maklum waktu itu jalanan sangat ramai kendaraan. Setelah berhasil melewati pertigaan itu, sampailah dia di depan komplek pertokoan, dan...”Aaaaaargh sialan!!!, macet parrahhh...!!!” kata-kata indah mulai berhamburan dari mulutnya, sayangnya hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri :D. Karena tidak sabar dengan situasi itu, salip kanan salip kiripun ia lakukan. Dan akhirnya dia bisa lolos dari kemacetan parah itu.

Sekarang macet di jalan yang dilaluinya sudah mulai terurai, walaupun masih dalam keadaan padat. Ken pun berusaha dengan sabar menjalankan motornya tepat di belakang sebuah Mobil Picanto putih yang masih baru (pokoknya kelihatan dari plat nomornya). Semakin jauh, jalanan pun semakin lengang dan laju kendaraanpun semakin kencang. Karena kondisi jalan yang baru diperbaiki dan banyak batu krikil kecil sehingga licin, Ken tidak mau terlalu buru-buru menyalip kendaraan yang ada didepannya.

Ken berusaha menjaga jarak aman dengan secara perlahan dia terus menambah kecepatan motornya. Dan...”Srrruuuuuut...!!!” Bunyi ban Mobil Picanto didepan Ken yang mengerem secara mendadak. Reflex Ken pun langsung mencengkram dengan kuat kedua tuas rem pada stang motornya, lalu...”Praaakk...!!!” motonya terjatuh terpeleset. Kejadiannya begitu cepat, tapi yang membuat kesal Ken adalah “Kenapa ga sekalian aja mobilnya ketabrak motor gue??!!”, karena tidak sedikitpun motor Ken menyentuh Mobil itu, hanya saja posisi Motor Ken dengan setengah ban depan berada di kolong bagian belakang Mobil itu.

Itu terjadi tepat di depan tempat penjual Bunga dan Tanaman Hias yang disebelahnya terdapat kali yang tidak terlalu lebar. Sontak saja orang-orang di sekitar sana langsung berkerumun dan beberapa dari mereka menolong Ken dengan mengankat tubuhnya ke pinggir jalan dan yang lainnya coba urusi motor Ken yang terkapar. Sambil meringis kesakitan, Ken mencoba bangkit untuk memastikan tidak terjadi sesuatu yang parah pada tubuhnya, dan bersyukur rupanya hanya sedikit rasa pegal pada pergelangan kakinya yang sempat tertindih motor.

Lantas Ken berjalan ke arah Mobil itu berniat untuk meminta pertanggung jawaban atas tindakan rem mendadak tadi. Lalu pintu depan sebelah kanan mobil itu terbuka,  dan keluarlah seorang wanita semampai setengah baya dengan Training Suit coklat muda lengkap dengan sepatu sport dan Kacamata Vintage hitamnya. Disusul oleh seorang gadis manis dengan tampang indo berseragam putih abu yang keluar dari pintu sebelah kiri Mobil itu. Wanita itupun jongkok lalu memegang pergelangan kaki Ken sembari berkata “Aduuh Mas saya minta maaf ya, ayo kita langsung ke Dokter aja!!!” tampak sangat khawatir. “Ga usah Tante ga usah, Cuma pegel aja ko, masih bisa jalan...” sambil tetap meringis Ken menolak ajakan wanita itu. Hmm...ko’ Ken ga jadi marah ya?! Ada apa ini?? :D

Baiklah, rupanya Ken tidak tega untuk marah karena mungkin terpesona oleh penampakan dari wanita yang membuatnya jatuh tadi, terlebih oleh gadis yang adalah anak dari wanita itu, rupanya Ken pun semakin dibuat tidak ‘berdaya’ ckckck...komentar apa ya yang cocok untuk Ken? Hehe...

Ken pun lantas menghampiri motornya yang agak baret-baret terkena aspal dan sekilas mengecek keadaan motor sembari sedikit membersihkannya. Wanita itupun kembali menghampiri Ken “ Beneran ga apa-apa mas?” kata wanita itu, “Iya Mas, yakin ga apa-apa?” gadis itu juga bertanya dengan wajah yang masih tampak khawatir. “Iya ga apa-apa ko Tante...saya lagi buru-buru!!!” sambil lalu, Ken pergi melanjutkan perjalanannya. Semua orang disana hanya bisa memasang muka heran, termasuk si Tante dan gadis itu.

Disepanjang perjalanan, Ken coba menahan rasa pegal dikakinya dan semua Pom Bensin pun dia lewati karena ingin cepat-cepat sampai di lapangan. Rupanya Tuhan sayang pada Ken, buktinya dia bisa tiba di lapangan tanpa kehabisan bensin hehe...!. Bergegaslah Ken masuk ke Gelanggang Olahraga (Futsal). Tampak disana teman-temannya sudah mulai melakukan pemanasan, dan Ken pun berteriak “Woy...ada yang bisa bantuin mijit kaki gue ga?!”.

Dan akhirnya ceritanyapun ga jelas karena memang sikap Ken yang ga jelas. Tapi yang jelas, Ken hanya bisa jadi supporter dengan kaki yang semakin bengkak.  Tragis!!!


7 komentar:

  1. waduh. tergesa gesa itu memang tidak baik yah. ngerjakan sesuatu juga hasilnya ga maksimal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya itulah pesan moral dari cerita aneh saya diatas Mas hehe...:)

      Hapus
  2. hehehehe kalau gugup emang suka gitu kang :D gak jelas apa apanya :D, tapi ken itu siapa kang ara :D?
    Gmn kabar kang ara? oya kenapa pindah domain to mas? gak bagus lho buat kesehatan blog :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Om emang suka gitu kalau gugup. Yang ga jelas ya jalan cerita sampai endingnya itu :D. Kalau soal Ken, pokoknya dia itu anak laki-laki yang bandel Om hihihi...
      Kabar saya baik Om, saya harap Om Kris juga dalam keadaan baik.
      Awalnya saya juga ragu buat pindah domain, tapi sepertinya kalau pake nama sendiri bakal lebih asik deh hehe...narsis ya?! :D. Iya Om, dan sekarang blog saya ini harus mulai dari 'awal' lagi.

      Hapus
  3. Hehehe... :-) lucu juga ceritanya, ngingetin masa muda kita. oh pindah domain toh pantesan waktu saya coba berkunjung muncul pesan "blog tidak ditemukan sudah terhapus".

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe mungkin lebih tepatnya cerita yang aneh :D
      Iya Mas saya pindah domain, soalnya kalau menggunakan nama sendiri sepertinya lebih simpel. Maaf ya Mas saya ngga memberti tahu terlebih dahulu :)
      Terima Kasih.

      Hapus
  4. tabrakin lagi ajh gan ke mobilnya hhe, masa gak nyentuh mobilnya sama sekli :D

    BalasHapus