Cing Cang Keling Itu Ternyata Keren

Hanya postingan ringan. Ngabuburit tadi sore, saya mengisinya hanya dengan nangkring di Youtube. Di luar, ada beberapa anak kecil yang sedang bercanda sambil menyanyikan lagu 'Cingcangkeling', hmm...iseng saja saya tulis "cingcangkeling" di mesin pencari Youtube. Lalu tampaklah beberapa option video, dan perhatian saya tertuju pada Video dengan judul -Simfoni Untuk Bangsa: "Cing Cang Keling"- yang dibawakan secara Orcestra.

Saya klik tombol 'Play', mulai menyimak, dan 20 detik kemudian alis saya mulai terangkat, 1 menit kemudian musik ini sukses membuat saya merinding, dan gumam saya "...sialan...keren banget...!!!". Mungkin untuk orang lain penampilan ini biasa saja, tapi buat saya pribadi ini sangat berbeda. Bukan karena musiknya berasal dari daerah saya sendiri (Sunda), tapi ini soal kualitas bermusik dan suasana yang disajikan Sob.

Usut punya usut, ternyata ini adalah salah satu penampilan dalam Konser 'Simfoni Untuk Bangsa' yang digelar oleh salah satu Konduktor muda Indonesia yaitu Avip Priatna bersama Batavia Madrigal Singer (BMS) dan Chamber Orchestra pada 22 Agustus 2010 lalu dalam rangka merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-65. Hahh...2010???, hehe...iya, ini adalah konser pada tahun 2010 lalu, tapi saya baru melihatnya sekarang, dan kagumnya juga sekarang, telatnya kebangetan ya?!, tapi gak melanggar hukum kan?!, anggap saja flashback. *Maksa.

Inilah cuplikan Video yang diunggah oleh seseorang dengan nama akun Youtube isradestiwi pada 19 Juli 2011:


Saya akui kalau saya ini bukan termasuk orang yang kental dengan budaya daerah dan saya juga akui itu sangat memalukan. Tapi setelah menyimak video ini saya jadi perfikir,  dijaman sekarang ini budaya daerah semakin terlindas oleh budaya modern ala barat, tapi jika budaya daerah itu dikemas dengan 'kemasan' yang cerdas dan dapat menyentuh selera generasi jaman sekarang tanpa menghilangkan orisinalitas budaya itu sendiri, maka bukan tidak mungkin bisa membangkitkan semangat generasi muda sekarang untuk lebih menyukai dan menghargai budayanya sendiri. Saya yakin banyak dari kita yang sanggup mewujudkan itu.

Itu hanya opini saya saja, selebihnya...itu tergantung bagaimana cara otak anda berfikir. Syyuhh...kok jadi berat gini ya? hehe...

Makasi.

44 komentar:

  1. benar sekali itu sahabatku yang baik,
    oleh karena itu marilah kita budayakan budaya antar daerah kita agar bisa mewujudkan saling harga menghargai setiap budaya-budaya masing2...
    salam sahur sahabatku.. :)

    BalasHapus
  2. salah satu budaya daerah yang baru saya ketahui sobat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah sekarang jadi tahu kan, syukurlah kalau postingan saya dapat memberi pengetahuan baru bagi seseorang hehe...Makasi Mas Asis.

      Hapus
    2. terima kaish kembali sobat, untuk saya mampir ke sini, coba tidak ketinggalan ilmu wawasan lagi sobat...

      Hapus
    3. mampir lagi nih sobat menyambung silahturahmi dan menunggu update post terbaru

      Hapus
  3. saya bangga dengan budaya Indonesia..karena ternyata semua budaya-nya memang keren :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bang, hanya saja ke-egoisan kita sendiri yang membuatnya tidak keren.

      Hapus
  4. sungguh kerenn!

    lagu2 seperti ini adalah lagu2 yang evergreen!
    tapi harus dikemas setiap waktu dalam komposisi yang berbeda agar ikut dalam perkembangan zaman.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah, tak cukup hanya pintar membuat sebuah karya, tapi juga harus pintar-pintar mengemasnya supaya menjadi menarik untuk sekitar. :)

      Hapus
  5. sebenarnya saya juga bukan orang yg kenal banget dengan aneka jenis musik terlasuk musik daerah, tapi saya sndiri mengakui bahwa kualitas musik tradisional kita tak kalah dengan musik klasiknya bethoven, MOzart..btw, saya suka musik gamelan...punya juga keinginan utk mempelajari salah musik daerah..semoga suatu saat bisa kesampaian..amiin:)

    BalasHapus
  6. terbukti kan...lagu daerah juga bisa di kemas menarik, nggak kalah dengan musik modern ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mi, dengernya juga jadi merasa bangga :)

      Hapus
  7. waaaaahhhhhh.....kagak heran sob,itulah bangsa kita dan kita sering telat mengapresasi karya anak bangsa nya .....dan itulah kita sob,sering telat kalo tepuk tangan...heeeeee.....indonesia gitu lho.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan sering telat mengatasi kebiasaan buruk itu. Tapi tidak semua dari kita seperti itu juga sih, walaupun jumlahnya jauh lebih sedikit :).

      Hapus
  8. Balik lagi ke sini, dan baca semua comment. kok comment saya gak ada ya? Padahal pas di ktr kemarin dah singgah di sini? Hemm..apa di moderasi ya?

    No matter deh, bagi saya yg gak begitu kenal aneka jenis musik...musik tradisional kita nilainya luar biasa. JIka mau menyimaknya dgn seksama, sungguh tak kalah dr musik klasiknya bethoven/mozart dkk.

    Dan saya suka gamelan...menghanyutkan tapi menenangkan, menghibur tapi menghidupakan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sudah cek Mbak, ternyata komen Mbak Ririe masuk spam, saya juga nggak ngerti kenapa sampai begitu, saya gak pakai moderasi Mbak.

      Sepakat Mbak, seringkali kepedulian kita pada musik tradisional, kalah dengan paham bahwa seni tradisional itu terkesan kolot dan kuno, maka dari itu salahsatu caranya adalah menyesuaikan seni itu dengan kemasan yang dapat lebih menarik perhatian orang dijaman sekarang.

      Iya Mbak, saya juga suka mendengarkan Degung & Kecapi Suling, dan itu membuat saya merasa banget sebagai orang Indonesianya, apalagi kalau didengarkan saat suasana sepi hehe...

      Hapus
  9. ehm, koo eror ya pas di puter. padahal saya pengen denger banget, apa karena koneksi yang lemot punya saya. coba lagi dah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh kenapa bisa gitu ya? padahal disini bagus loh. Tapi makasi lho Mas atas perhatiannya :)

      Hapus
    2. ehm... akhirnya bisa nonton juga. :D
      bagus serius, coba ya kalau seniman kita mau ngarap yang kaya begini, mau mengankat budaya lokal. jadinya keren, duit dapet negara juga jadi terangkat. jadi ga di klaim negara lain.

      Hapus
  10. Enak baca tulisanya kang, cara penyampaianya adem. Tayangan videonya seperti konser di eropa, saya sepaham jika dikemas dengan bagus, tidak akan lapuk dimakan zaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hhe terima kasih, saya hanya tidak pandai menulis denga bahasa yang berat.

      Iya, karena seni tradisional kita terlalu berharga jika dikemas dengan gaya yang asal-asalan Mas.

      Hapus
    2. Menulis ringan dan mudah dipahami ini yang sulit kang. Makanya saya terus berlatih, tp masih banyak juga kekurangan.

      Berharap seni budaya indonesia terus diekploitasi, dlm artian positif.

      Hapus
    3. Itu dia, karena tulisan yang mudah dipahami adalah bagian dari ilmu kepenulisan (itu kata temen saya yang seorang penulis loh). makanya saya berusaha seperti itu, walaupun topiknya selalu ringan.

      Aya juga berharap begitu Mas.

      Hapus
  11. suatu saat nantinya yang kuno akan dicari, mungkin sekarang budaya barat yang lagi ngetreng .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga saja ada generasi yang mau mempelajari budayanya sendiri. Takutnya nanti diambil negara tetangga baru kita ribur-ribut lagi :D

      Hapus
    2. Yepp, sok cuek tapi ketika ada yang ngaku ngaku baru deh kebakaran jenggot sama kumis. :D

      Hapus
  12. kunjungan boss

    nice post

    ditunggu balik followbacknya

    salam

    BalasHapus
  13. wah keren yah sob.......
    di tunggu artikel selanjut nya......^_^

    BalasHapus
  14. keren bnget gan, smacam orchestra lah. emang bagus bner nih,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu memang orchestra gan, hanya saja yang dibawakan bukan musik eropa hehe...

      Hapus