Lha...Rokok Lagi

Ini adalah kebawelan saya yang kedua tentang rokok setelah kebawelan saya di Racun Paling Unyu beberapa bulan yang lalu. Memang sih ya, menjadi orang yang memutuskan untuk tidak merokok dilingkungan perokok itu kerap kali bikin makan ati, habisnya diledekin mulu, dibilang Banci lah, bukan laki lah, biar cepet naik haji lah...terus biar dibilang laki, ci akuhh ini harus bilang ‘WOW’ sambil ngisep tabung Gas 3 kilo getoo???. Yahh...jatoh-jatohnya berisik di Blog ini lagi deh.

Otak ini makin mumet saat dapat kabar pada tanggal 11 September 2012 yang lalu, WHO dan Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Amerika Serikat menetapkan bahwa penghisap rokok Laki-Laki Indonesia menempati peringkat teratas terbanyak dunia, keren gak tuh?!. 

Dikutip dari ‘shnews’, Bahwa survei tersebut digagas pada tahun lalu dengan melibatkan 8.000 peserta dari 15 negara, termasuk Bangladesh, Brasil, China, Mesir, India, Meksiko, Filipina, Polandia, Rusia, Thailand, Turki, Ukraina, Uruguay, dan Vietnam. Menurut hasil survei itu pula, Indonesia dilaporkan memiliki jumlah perokok pasif yang cukup tinggi. Para perokok pasif dapat ditemui di rumah, kantor, dan tempat-tempat umum.

Disana juga disebutkan bahwa sekitar 200.000 orang di Indonesia tewas karena penyakit yang berhubungan dengan akibat merokok. Dan yang paling absurd adalah cukai rokok Indonesia merupakan  cukai yang  terlalu rendah diantara standard regional negara lain, hal ini juga pernah saya ulas pada postingan saya yang berjudul “Racun Paling Unyu”.

Boleh dikatakan ‘Prestasi’ indonesia tahun ini adalah penyempurna dari ‘pencapaian’ Indonesia pada tahun 2011 yang lalu. Alasannya, dikutip dari ‘Okehealth’ bahwa survei GATS (Global Adult Tobacco Survey) Indonesia pada 2011 menunjukkan bahwa bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang melaksanakan GATS, seperti India, Filipina, Thailand, atau Vietnam, Indonesia menduduki prevalensi perokok aktif tertinggi.

Dalam survei tersebut memperoleh hasil bahwa sekitar 67,0 persen pria dan 2,7 persen wanita Indonesia merupakan perokok aktif. Wuiddiih...harusnya kita mendapat predikat masyarakat yang mapan secara ekonomi dong, bagaimana tidak?!, buktinya sebagian besar masyarakat kita sanggup membeli dan mengkonsumsi rokok berbungkus-bungkus dalam satu hari.

Mungkin hal ini juga berhubungan dengan kebijakan pemerintah kita yang terlalu lembek terhadap rokok ini. Bila kita ambil contoh dari Australia dalam melindungi warganya dari rokok, mereka menetapkan undang-undang yang mensyaratkan produsen rokok untuk menggunakan bungus rokok tanpa merek, selain itu mereka juga melarang iklan rokok dalam bentuk media apapun. 

Tentu saja itu mendapat tentangan dari para produsen rokok disana, tapi Pemerintah Australia tetap keukeuh pada pendiriannya untuk menegakkan undang-undang. Bahkan Pemerintah Australia akan memberi denda pada pihak yang melanggar undang-undang, besaran dendanya mulai dari AUD 12.000 (± Rp120 juta) sampai dengan AUD 60.000 (± Rp600 juta). Selain itu Pemerintah Australia juga menaikkan harga standar rokok menjadi begitu mahal, menurut informasi sih harga sebungkus rokok disana bisa mencapai 140 sampai 160 ribu rupiah per bungkusnya. Berani?.

Nah kalau di Indonesia gimana?, ah jangan tanya lagi deh. Kita dapat dengan mudah mendapati iklan rokok saat menonton acara sinetron ABG, Billboards, internet, bahkan acara-acara yang penggemar mayoritasnya adalah laki-laki dan anak muda sepeti konser musik dan event olah raga, malah dominan disponsori oleh produk rokok. Benar-benar ‘Absurdisme’.

Habis ini para perokok pasti bilang “Terus gue harus ganti ngemut jempol kaki loe getooo???”. Yahh itu sih saya serahkan pada ungkapan lama, “Semua dikembalikan lagi pada diri masing-masing”. Mau ngisep ini, inu, anu, ono...selanjutnya terserah anda. Yang pasti saya akan tetap berusaha memegang moto hidup saya yaitu “Lebih Keren Ngupil Daripada Nyimeng”. Gitu Aja Kok.

Referensi:
http://forum.kompas.com
http://www.shnews.co
http://health.okezone.com
http://aceh.tribunnews.com

27 komentar:

  1. ayo para perokok, silahkan berkomentar di nomer 2..gue nomer 1. hehehehe..

    BalasHapus
  2. mau berhenti tapi susah banget, ampun deh. keren

    BalasHapus
  3. ngemut jempol, huahahaha..
    (sorry nih keburu main badminton)

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sangat setuju kalo rokok dimahalin harganya. kalo perlu satu juta rupiah sebatang. tapi apapun, itu hak juga buat mereka kaum perokok. saya cuma merasa nggak adil aja pada saat orang ngerokok, yang disampingnya juga mengidap resiko yang sama.

      Hapus
    2. alhamdulillaah saya nggak pernah merokok. jadi nyaman saja saat pas ada lowongan kerja misalnya, mensyaratkan tidak boleh merokok.

      Hapus
    3. emang rasanya ngerokok enak to Mas?

      Hapus
  4. wis gila..no 1 di dunia...? pemecah recort dong sob...? klo seperti ini ya kita harus bilang "WOW" sambil periksa kesehatan nih wkwkwkwkw..

    saya juga perokok sob..? dari usia 13 tahun saya dah merekok sampai sekarang,dan usia saya sekarang dah 25.. tp susah bgt sob berhenti nya...?

    BalasHapus
  5. hha boleh ikut protes ya, abis sebagai perokok pasif susah bener ngejauh dari lingkungan para perokok, btway itu prestasi indonesia keren ya

    BalasHapus
  6. alhamdulillah kang gk pernah ngerokok ,soalnya takut sama efek sampingnya

    BalasHapus
  7. ga beda jauh ama akangku..
    biar lagi batuk juga ngerokok teteub jalan terus..
    disuruh berenti bilangnya ntar ..ntar teruuusss...
    ck..ck..ck *sidakep*

    BalasHapus
  8. rokok emang tiada dua sob, Rokok + Kopi = Ngeblog :p

    BalasHapus
  9. indonesia peringkat satu masalah rokok.. hebat ngga tu.

    BalasHapus
  10. Nyimeng itu apaan sey?

    Gimana kalau ngrokok di ganti saja dengan nyirih? Kayak jaman embah saya tuh...keren lho, giginya jd kuat..hehehe

    BalasHapus
  11. Dahulu kira kira beberapa tahun yang lalu saya meroKOK hanya untuk bisa "diterima" oleh kelompok gaul saya. Atau agar bisa "nyambung" dengan gaya bicara lawan lawan bicara saya yang rata rata merokok. Tapi itu dulu. Saya sadar itu tidak baik untuk kesehatan, dan saya harus sadar tidak boleh ikut arus merokok seperti mereka.

    Sekarang saya sudah pede dengan saya sendiri, dan bangga menjadi diri sendiri. Saya katakan kepada kawan kawan gaul saya itu bahwa saya sekarang tidak merokok lagi

    BalasHapus
  12. Susahnya untuk berhenti,,,,,

    BalasHapus
  13. widih seremnya ternyata rangking teratas itu laki-laki indonesia yah.. :)

    Tp Alhamdulillah saya udah tidak merokok lagi, ^_^

    BalasHapus
  14. wah keren postingannya.

    blognya juga bagus

    BalasHapus
  15. saya tidak merokok sobat tapi harus terima jadi perokok pasif karena di sekitar banyak perokok pasif sobat...

    BalasHapus
  16. alhamdulillah,, sya blum terpengaruh oleh nma nya rolol

    BalasHapus
  17. waduuhhh ada rokok lagi nih..... gak lah mas..... heheh

    BalasHapus
  18. waaahhh... nyindir ane banget nih... soalnya ane perokok berat.. hadooocchh.. :D

    BalasHapus
  19. rokok bikin kanker [penyakit] dan kanker [kantong kering].. jadinya gue g ngerokok kalo g ada anugrah [anu gratisan lah]

    BalasHapus