Kok Dilewat?

Alhamdulillah, beberapa minggu terakhir ini Jum'atan-ku selalu mendapatkan posisi pada shaf kedua, itu karena aku selalu mempunyai kesempatan berangkat ke Mesjid lebih awal. Tapi ada suasana berbeda pada Jum'atan tadi siang, yaitu terdapat enam orang anak laki-laki yang duduk dengan tertibnya pada shaf ketiga. Bagiku ini adalah suatu kemajuan, karena minggu-minggu sebelumnya anak-anak itu selalu duduk di shaf paling belakang sambil berisik, tapi tadi siang posisi mereka maju menjadi duduk tertib pada shaf ketiga. Kereeen!.

Ditempat kami ada kebiasaan, setelah seseorang melakukan shalat sunnah qabliyah, maka dia akan mengajak orang-orang yang berada didekat posisi duduknya untuk bersalaman. Begitupun aku, setelah aku selesai melakukan shalat sunnah qabliyah, aku langsung menyalami orang yang berada di depan, di samping kiri, di samping kanan dan dibelakangku, termasuk keenam anak yang berada di shaf ketiga itu, yaitu yang berposisi  tepat di belakngangku.  

Tepat disebelah kananku, ada tempat yang masih kosong, tak lama kemudian datanglah seorang bapak yang mengisi tempat kosong itu, lalu dia langsung melakukan shalat sunnah qabliyah. Setelah selesai melakukan shalat sunnah, dia pun menyalami orang-orang di sekitar posisi duduknya, aku yang tepat disamping kirinya, orang di depannya, di samping kanannya, dan orang-orang yang berada di belakngnya, kecuali keenam anak itu. Ya, bapak itu menyalami semua orang dewasa yang berada di sekelilingnya termasuk aku, tapi bapak itu TIDAK menyalami keenam anak itu. 

Aku perhatikan, keenam anak itu hanya melongo, seakan dalam benaknya mereka berkata "Whooaaaat...sayah dilewat??? tobaaaat...". 

Beneran deh, ingin sekali rasanya aku bertanya pada bapak itu "Maaf, Pak, apa alasan Bapak tidak menyalami keenam anak itu?", tapi sayangnya aku tak cukup mempunyai keberanian untuk bertanya pada bapak itu. #payah 

Karena tidak berani bertanya, jatoh-jatohnya aku malah jadi jengkel, jengkel pada bapak itu, jengkel karena dia tidak menyalami keenam anak itu. Aku juga bingung kenapa aku bisa jengkel, karena memang tidak ada aturan yang mewajibkan menyalami semua orang (termasik anak kecil) setelah shalat sunnah qobliyah. 

Apakah kejengkelanku itu wajar, ataukah aku yang terlalu berlebihan dalam menanggapi kejadian itu?

22 komentar:

  1. Balasan
    1. biasanya w-nya dulu. nah ini k-nya dulu. bunyi ketawanya kira2 gimana ya?

      Hapus
    2. bunyinya, kira kira kokokokokkkkkkkkrrghh
      ...wahahaha..iseng banget sih kang?

      Hapus
  2. Kami (anak muda) nampaknya sangat sering dipadandang sebelah mata ya Bang..Terutama yang udah tua banget

    BalasHapus
  3. mungkin bapak itu ndak melihat anak2 itu, kan mereka masih keciiillllllllllllllllllllllllll banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini dia Indah P

      Indah Pemerhatianakkecil

      Hapus
    2. bapak-bapak apa nggak diperjatikan juga ya?

      kasian deh bapak-bapak....... T.T

      Hapus
  4. saya juga nggak terima koq Mas, kalo anak kecil dipandang sebelah mata. coba deh bapak itu lomba hafalan surat sama anak-anak kecil yang pada rajin ngaji. pasti bakalan sadar kalo dia bukan apa-apa dan malah layak dipandang sebelah mata oleh anak-anak kecil itu.

    BalasHapus
  5. sebenarnya saya juga bisa menjadi kesal kalau saya melihat langsung kelakuan bapak itu dan insya ALLAH saya akan menanyakan kepada bapak itu mengapa tidak menyalami anak-anak, apa bedanya orang dewasa dan anak-anak saat beribadah , semua sama, yang membedakan hanyalah ibadahnya dalam pandangan ALLAH,
    tapi karena saya tidak melihat..maka saya mendoakan saja semua kebaikan kepada bapak itu dan juga kepada anak-anak tersebut..salam :-)

    BalasHapus
  6. itu teh shaeton lagi ng'goda akang supaya sholatnya ngga khusyu...kebetulan ada bapak itu...tambah seneng deh shaetonnya, mereka bilang gini :"nuah...ada kesempatan nih buat ng'godain akang tea yeuh"..hayu urang eleketek hate na, ceuk shaeton nu hiji deuina...puguh akang teh jadi kesel ka si bapak ituh...gituh kira2....hehehe

    BalasHapus
  7. mungkin bisa karena masalah idealisme dan prinsip
    atau keramah tamahan ---> gak termasuk buat anak2

    BalasHapus
  8. komentar penutup di postingan ini..hehehehe

    BalasHapus
  9. mungkin mas rudy yang terlalu berlebihan...
    haha tapi nda tau juga sih...
    netral aja

    BalasHapus
  10. seharusnya sunnahnya itu cuma kanan sama kiri saja kang ,, gak sampek balik badan :D

    BalasHapus
  11. PILIH KASIH!

    gak cocok jadi pemimpin tuh.. jangan sampai dia mencalonkan diri jadi walikota. jangan!

    BalasHapus