Pemimpin Galau

Aku tertegun saat membaca status facebook salah seorang temanku. Dalam status facebook-nya itu dia mengeluh akan kinerja kerja bawahannya yang jauh dari kata maksimal. Itu yang membuat aku heran, karena yang aku tahu dia tidak pernah menumpahkan keluhan (apalagi yang menyangkut pekerjaan) di media yang teramat "vulgar" itu (status facebook).

Sejauh ini aku mengenal dia sebagai orang yang tidak mudah untuk melontarkan teguran terhadap orang lain, terlebih melakukan komplen. Gak enakan dan takut dibenci oleh bawahan. Maklum saja, di kantor tempat ia bekerja menganut sistem kekeluargaan, padahal itu bukan usaha keluarga. Bingung aku.

Bagaimanapun, sebuah perusahaan sudah sepantasnya memiliki peraturan yang jelas dan disepakati bersama oleh semua pihak yang bersangkutan, agar semua hal yang terjadi didalamnya akan dipandang secara objektif, termasuk dalam menyelesaikan semua persoalan yang timbul. Dan yang tak kalah pentingnya adalah adanya konsistensi dalam menerapkan peraturan, karena bagaimanapun jika seseorang bersedia terlibat dalam seluruh kegiatan suatu perusahaan, itu berarti dia sudah berkomitmen untuk berpartisipasi dalam usaha memajukan perusahaan tersebut.

Sebuah perusahaan diibaratkan menara jam besar yang terdiri dari berbagai ukuran gerigi yang saling terkait dan saling berputar untuk menjalankan Jam tersebut, dan semua gerigi harus berjalan dalam kondisi baik dan sinergi satu sama lain agar Jam dapat menunjukkan waktu dengan tepat. Pernah dengar ungkapan itu, kan?

Begitupun dalam hal kepemimpinan, aku rasa semua akan setuju jika dalam melaksanakan tugasnya, seorang pemimpin dituntut memiliki ketegasan dan objektivitas dalam memenej sebuah tim dalam perusahaan, agar roda penggerak perusahaan akan bisa tetap berjalan pada jalurnya.

Aku tahu persis betapa beratnya tanggung jawab dalam memenej sebuah tim agar dapat selalu berjalan dengan baik dan solid, tapi bukan berarti kita harus berhenti di titik keegoisan diri dalam ketidakberanian mengambil resiko, kan?. 

Maaf, bukannya aku sok tahu apalagi sok menggurui lho, Sob. Siapapun boleh setuju atau tidak dengan apa yang aku tuliskan ini, karena ini memang atas dasar "menurutku". 

"Menjadi seorang pemimpin yang tegas itu memang sulit, tapi menjadi pemimpin yang hebat dan dicintai pengikutnya itu jauh lebih sulit", tapi bukan berarti tidak mungkin untuk dicapai. 



38 komentar:

  1. Kalau pemimpin galau ada baiknya kita bawahannya memberi support atau menanyakan masalah apa yang membuat pemimpin tersebut jadi galau tersebut.

    Masa hari ini ada galau ckckc :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kebanyakan nonton sinetron jadi galau...wkwkwkwk

      Hapus
    2. sinetron yang menguras airmata. hayoo di antara kita siapa yang hobinya nonton beginian?

      Hapus
    3. Saya ga suka nonton sinetron Mas Zach :D

      Hapus
    4. tunggu dulu, saya bukan pemain sinetron loh? kapan nonton saya di sinetron?

      Hapus
  2. Kan pemimpin juga manusia wajarlah kalau dia galau karena mungkin ada masalah dengan pekerjaan atau hal lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mending dipimpin sama tumbuh-tumbuhan kalo saya mah.

      Hapus
  3. menjadi seorang atasan memang susah sih, tapi bagaimana hebatnya seorang atasan tidak ada apa-apanya tanpa bawahannya..coba saja kalo kita berpakaian....

    BalasHapus
    Balasan
    1. maksudnya kita mengharapkan atasan tidak berpakaian?

      Hapus
  4. weih, super sekali analogi perusahaan seperti menara jam besar Bang..sangat setuju saya...

    ngomong-ngomong baru sekarang saya tersadar transformasi warna template blog ini dari hitam ke putih Bang?
    ada perubahan ideologi gak Bang? :P

    BalasHapus
  5. begini miii klo seorang jadi pemimpin, masalah ada, kadang juga nda ada,

    BalasHapus
    Balasan
    1. jadi berapa soal yang salah? berapapun nilainya, bang ichal harus disetrap

      Hapus
  6. yang benar pulgar, mang bukan fulgar...

    BalasHapus
  7. setuju sobat.. pemimpin memang nggak cuma tegas aja, namun alangkah baiknya kalau pemimpin juga di sukai oleh bahannya..? pasti lebih harmonis hubungan antar pekerja...

    BalasHapus
  8. Wah...galaunya udah tingkat dewa kali. Sampai2 menumpahkan kegalauannya ke FB ...... kasihan :)

    BalasHapus
  9. sebenarnya memimpin dengan 'rasa kekeluargaan' itu tidak ada salahnya, asalkan yg dipimpinpun tau dan bisa menempatkan diri dengan benar. klo ada yg sudah ngelonjak apalagi sampai indisipliner ya harus diberi tindakan tegas.

    BalasHapus
  10. baru sebalikan bacanya, keburu kebelet, jadi ntar tak baca ulang supaya komentarnya rada nyambung...sakedap nya' kang, abdina kebelet heula.

    BalasHapus
    Balasan
    1. jujur aja kang sebenarnya mau kemana?

      Hapus
    2. di kpk saya termasuk yang paling jujur dan murah senyum loh....haalaah

      Hapus
  11. mungkin masalahnya amat menguras pikiran dan bingung mau dicertakan kesiapa, makanya dituangkan di update FB...

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa begituh kang, tapi bisa juga...pas lagi maen game bilyard fb, kalah mulu...kekeselan sekalian we..update keselnya dia sama anak buahnya, bisa juga begituh kan?...;o)

      Hapus
  12. kaya sayah dong...ngga pernah marah, kalau anak buah songong/culangung, malah saya kasih UANG...baikkan banget saya mah kan?

    UANG pesangon..potong PPN dan gaji bulan terakhir hehehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. baik bener akang ini. pasti anak buahnya banyak ya.

      *banyak yang kabur...

      Hapus
    2. gimana dengan nasib anak buah di KPK nih Kang..

      Hapus
    3. kpk mah klien kang...jadi ngga digaji juga ngga dipecat...dibebaskan seenak udele sajah, asal jangan saling mencintai saja...cukup

      Hapus
  13. sebenarnya sich..sebagai karyawan perusahaan, bukanlah tugas utama kita memikirkan pemimpin perusahaan yang galau, namun prioritas utama karyawan adalah bekerja sebaik mungkin sesuai tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan, karena pemimpin-nya galau atau tidak..itu urusan pribadi sang pemimpin..yang tak perlu kita masuk ke ranah itu, yang penting kewajiban perusahaan terhadap karyawan tetap dipenuhi :)

    BalasHapus
  14. pemimpin juga manusia kang , jadi bisa galau juga

    BalasHapus
  15. dia bukan pemimpin, Mas. dia hanya atasan yang mandul dan disfungsi. teu sendiri kan kalo disfungsi? meresahkan, menyebalkan, dan tidak akan membuahkan hasil. bagusnya atasan model kayak gini, kalo nggak diseret buat turun, kalo tetep dableg, ya minumin sama pil: peluru!

    BalasHapus
    Balasan
    1. wuiih...celem anget, untung ngga ada type yang ke'ginih ditempat sayah, kalau sampe ada...sebelum diterimakerja udah tak pecat duluan deh...hehehe

      Hapus
  16. jangankan jadi pemimpin orang lain.. menjadi pemimpin diri sendiri saja sulit.. dan kadang mengeluh pada facebook.. peace...

    BalasHapus
  17. untung bos2 ku pada nge add tapi tak blokir, xixixix :p

    Si boss tuh pnya fb lho tapi ndak pernah nyetatus, nah tapi update info2 terbaru karyawannya :D

    BalasHapus
  18. yang lebih keren.. pemimpin itu seperti rekan bagi karyawannya..tapi dengan wibawa tetap terjaga..

    BalasHapus