Nilai Sebuah Keikhlasan

Mungkin ini akan menjadi pertanyaan bodoh dariku. 

Seseorang yang aku kenal dan termasuk sangat aku hargai memohon bantuanku. Pastinya tanpa pikir panjang lagi aku langsung mengiyakan permohonan beliau tersebut. Dan tentu saja aku akan melakukanya dengan senang hati.

Bagaimanapun, dalam hal ini sama sekali aku tidak berharap apalagi berniat untuk mengharapkan balasan atas pertolongan yang sudah aku berikan. Ikhlas. Itu saja. 

Tapi, ketika aku selesai menunaikan tugas yang diberikan, beliau pun malah berusaha memberiku bayaran (berupa uang, tentunya). Sontak saja, secara halus aku berusaha untuk menolak pemberiannya tersebut. Karena niat awalku menerima permohonannya adalah ikhlas. Tanpa pamrih. Tapi beliau tetap saja memaksa. 

"Jangan anggap ini sebagai upah! Jika kamu tidak menerima pemberian saya ini, kelak saya pun tidak berani memohon bantuanmu lagi, karena saya anggap kamu sudah menolak permohonanku sejak saat ini." Kurang lebih begitulah ungkapnya.

Karena aku sangat menghormati beliau, aku tak berani lagi berontak. Ya sudah, aku terima saja, atas nama  menjaga hubungan baikku dengan beliau.

Tapi ada pertanyaan yang mengganjal didalam hati. Apakah bayaran yang telah aku terima berupa uang itu dapat mengurangi nilai sebuah keikhlasan?

26 komentar:

  1. nggak papa Mas, terima aja. ikhlasnya pasti tetep terjaga koq. saya sesekali nge-MC di tempat orang-orang yang saya kenal dengan baik. saat dikasih uang, saya hargai dengan menerimanya. santai aja.
    dan, tentu saja tangan kita hanya perantara saja untuk yang lebih membutuhkan bukan? pasti akan membahagiakan untuk semuanya. Tuhan Maha Tahu, Mas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik, Mas. Rupanya kita juga harus dapat menghargai apa yang orang berikan pada kita, karena bisa saja itu dianggap sebagai simbol pengharhaan untuk kita. Mungkin gitu ya, Mas?

      Hapus
    2. udah terima saja gausah takut. tuhan memang maha tahu, tapi ga bakalan bilang ke sapa sapa kok...

      Hapus
    3. besok besok kalau di suruh lagi, jangan imbalannya yang di harapkan itu baru ikhlas mas, pertama kedua sih oke, tapi kalau terusan pasti lho dihati kecil mengharap imbalan, ini saya lho mas, jangan di tiru

      Hapus
    4. Baik, Mas. Akan aku ingat. :)

      Hapus
  2. mudah2an nggak ilang ke ikhlasannya mas rudi kok

    BalasHapus
  3. ikhlas itu kan niatnya udah dari awal perbuatan kita, kalo di akhir(at) perbuatan kita mendapat ganjaran ya nggak apa-apa kok? justru kalo nggak dikasih jadi kecewa itu tanda nggak ikhlas

    BalasHapus
  4. Segala sesuatu yang kita kerjakan haruslah didasari dengan keikhlasan, karena kita akan dapat pahala dari keikhlasan kita. Salam..

    BalasHapus
  5. Kayaknya ikhlasnya masih utuh kok. Menurut saya, itu uang bonus dari ikhlasnya tadi.. menurut saya sih

    BalasHapus
  6. konsep ikhlas, melakukan sesuatu dengan niat kepada Rabb semata, bila membantu orang lain dengan niat karenaNya, ridho, suka rela, senang hati tak mengharap apa-apa...sudah cukup dong. perkara pembayaran, apabila dikasih, anggap saja sebagai reward, apabila nggak dikasih, tak apa, toh niat dari awal membantu kok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahhh...dapet komentar kayak gini dari mbak Khusna, rasanya menenangkan sekali. Betul! reward ya, mbak?!

      Hapus
  7. semua tergantung niatnya. Klo niatnya tetap lurus, insyaAllah nilai keikhlasannya ga berkurang. Nah, klo dikasih bayaran , ya itu bonus.. hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget! Insya Allah nilai keikhlasan itu tetap utuh.Dan bonus itu selalu menyenangkan. hehe

      Hapus
  8. batasan ikhlas itu adanya di hati
    kalo hati bisa terima anggap saja sudah memenuhi kriteria. kalo masih mempertanyakan, bisa jadi malah ilang tuh ikhlasnya...
    *kecuali nanya di blog ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. tumben sampean gak ngerusak komen, mas....
      habis pipis ya ?

      Hapus
    2. Mamas : Sebenernya sebelum aku publish tulisan ini, ada keraguan, Mas. Apakah tuisan ini tidak akan termasuk riya? gitu.

      Mas Agus : Abis keramas tadi.

      Hapus
    3. engga atuh
      pan udah dibilang kalo diblog mah dapat dispensasi..
      percaya deh...

      Hapus
  9. sepertinya tidak hilang mas keikhlasan itu sendiri.. saya juga pernah dengar dari salah satu ustadz di pengajian, dosa hukumnya seseorang yang menolak rezeki, wallohualam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap. Itu bisa jadi sebuah rejeki yang datang secara tidak diduga-duga. :)

      Hapus
  10. Nilainya hanya yg di atas yg menentukan...,, keikhlasan hati adalah prinsip utama dalam hidup mas :)

    BalasHapus