Gerakan Pungut Sampah di Lapangan Lokasana Ciamis (Komunitas Running Loka)

Dream come true. Sepertinya bagi saya itulah ungkapan paling tepat untuk menggambarkan kegiatan yang kami lakukan pada hari minggu pagi  (20 Maret 2016), yaitu Gerakan Pungut Sampah di Lapang Lokasana Ciamis bersama Komunitas Running Loka. Betapa tidak, keinginan untuk melakukan kegiatan ini sudah ada sejak lama, tepatnya ketika saya mulai aktif melakukan aktivitas olahraga di Lapangan Lokasana sejak kepindahan saya kembali dari kota Bandung ke kota Ciamis ini.  
Terkadang saya bertanya pada diri sendiri, kontribusi positif  apa yang telah saya lakukan untuk kota yang saya tinggali saat ini? Saya bukan seorang Technopreneur seperti kang Ridwan Kamil yang memiliki kemampuan dan sumber daya untuk mengubah sebuah kota menjadi menawan di banyak bidang. Saya hanya pemuda biasa yang memiliki semangat untuk "menjaga" kotanya, memang tak banyak yang bisa saya lakukan, tapi saya yakin bahwa sekecil apapun tindakan positif tidak akan menjadi sia-sia. 
Sudah bukan rahasia lagi bahwa sampah merupakan masalah yang menjadi prioritas utama bagi sebuah kota. Walau dengan skala yang berbeda, contohnya permasalahan sampah di kota kecil seperti Ciamis mungkin tidak serumit permasalahan sampah di kota besar seperti Bandung atau Jakarta, namun itu tidak serta-merta membuat masalah sampah menjadi dianggap sepele. Peran serta warga masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan tetap sangat penting, dimana pun itu. Hal itu juga yang mendorong keinginan saya untuk melakukan kegiatan kebersihan khususnya di ruang publik seperti Lapang Lokasana. 
Lebih spesifiknya begini, saya mulai rutin berlatih di Lapang Lokasana sekitar pertengahan tahun 2013 hingga sekarang. Dalam kurun waktu tersebut banyak sekali hal positif yang yang saya dapat, namun banyak juga hal negatif yang saya lihat, dan hal negatif yang paling menarik perhatian saya adalah sampah. Saya yakin pihak pengelola Lapang Lokasana telah bekerja semaksimal mungkin dalam mengelola sampah di komplek Lapang Lokasana tersebut, namun sepertinya masih banyak pihak yang kurang memiliki kesadaran tentang bagaimana cara memperlakukan sampah dengan tepat. Sehingga, tampaknya kerja keras pihak pengelola saja tidak cukup mengatasi masalah sampah ini, sehingga saya merasa tergerak untuk melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah sampah di Lokasana, sejak saat itulah saya mulai memiliki inisiatif untuk melakukan gerakan pungut sampah di Lapangan Lokasana. Lagipula, kita pergi ke sebuah tempat untuk berolahraga, kita berolahraga untuk mencari dan mendapatkan kesehatan. Maka, bukankah akan menjadi absurd jika kita mencari sehat di lingkungan yang tidak sehat?
Saat itu saya mulai berdiskusi dengan seorang teman yang bernama kang Erik Risnandar tentang keinginan saya melakukan gerakan pungut sampah di Lokasana, beliau adalah teman latihan saya. Bersyukur beliau memberi respon yang baik terhadap gagasan saya tersebut dan membuat rencana untuk segera mengimplementasikannya, semua itu pernah saya tulis dalam postingan Gerakan Memungut Sampah di Lapang Lokasana Ciamis  yang saya tulis pada pertengahan tahun 2015 yang lalu. 
Pada saat itu kami melakukan Gerakan Pungut Sampah hanya berdua saja, yang kami lakukan usai berlatih. Tak mudah mengawali sesuatu yang seakan belum membudaya, selain respon positif dari lingkungan sekitar, kami juga mendapat beberapa komentar sinis dan pandangan skeptis dari beberapa pihak, terutama di sosial media. Menggerutu? Gak perlu! Marah? Gak usah! Karena mewujudkan lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah itu tak cukup hanya dengan pasang banyak slogan, tapi harus disertai dengan tindakan. Mengedukasi dengan aksi, itu yang perlu dilakukan.
Hingga akhirnya saya bertemu dengan beberapa anak muda luar biasa yang mempunyai semangat untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungannya. Jiwa sosial tinggi yang ada dalam diri mereka membuat saya tidak sulit mengajak para anak muda ini untuk bekerja sama melakukan Gerakan Pungut Sampah di Lapang Lokasana. Terus terang bagi saya hal ini begitu menyenangkan dan membanggakan. Mereka telah membuktikan bahwa prasangka saya selama ini salah besar, bahwa anak muda Ciamis cenderung memiliki sifat apatis. Dan sekarang saya semakin mengerti bahwa sebuah perubahan akan terjadi jika ada yang memulai.
Kami akan berusaha untuk melakukan kegiatan Gerakan Pungut Sampah di Lokasana ini secara konsisten dan berkesinambungan, yaitu setiap hari minggu pagi usai kegiatan lari pagi bersama. Lebih tepatnya sekitar pukul 08.30 WIB hingga selesai. Untuk durasi kegiatan itu sendiri biasanya berlangsung tidak terlalu lama, hanya akan memakan waktu sekitar 15 hingga 30 menit. Terlebih jika ada teman-teman dari komunitas lain yang bergabung dengan kami dalam gerakan ini. Seperti kemarin, kami mendapat bantuan dari anak-anak Komunitas Bela Diri yang biasa berlatih di Lapang Lokasana setiap minggu pagi. Dalam kesempatan ini saya secara pribadi ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan memberi dukungan pada kegiatan Gerakan Pungut Sampah ini, saya sangat menghargainya.
Untuk perlengkapan yang digunakan dalam Gerakan Pungut Sampah ini, kami menggunakan Sarung Tangan Latex dan Trash Bag atau Karung. Jadi untuk kawan-kawan yang berniat bergabung dengan kami melakukan Gerakan Pungut Sampah di Lokasana, silahkan membawa Sarung Tangan Latex dari rumah. Namun jika pun tidak, kami membawa persediaan Sarung Tangan untuk dibagikan.
Saya sangat berharap untuk kedepannya akan lebih banyak lagi yang bersedia bergabung dengan kami, terutama anak muda. Sudah waktunya anak muda lepas dari sifat apatis terhadap kebersihan lingkungan, dan kita akan memulainya dari memelihara kebersihan ruang publik, karena kondisi ruang publik mencerminkan karakter sebuah kota dan warganya. Mari bersama-sama kita berpartisipasi menjaga kota kita, karena sebagaimana yang pernah dikatakan kang Ridwan Kamil "Our city is our responsibility!"
Hatur nuhun. 

35 komentar:

  1. luar biasa kang, memang seharusnya dari kita peduli dengan lingkungan sekitarnya, lingkungan yang bersih bisa dimulai dari diri sendiri dengan kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan, Insya Allah jika tiap individu punya kesadaran seperti ini dijamin lingkungan bakal bersih...semangat terus kang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Kang. Yuk kita mulai dari lingkungan terdekat kita. Hatur nuhun, Kang Muroi. :)

      Hapus
    2. yah mumpung belum kawin memang kudu rajin gitu loh

      Hapus
    3. Karena itu bagian dari modus. Puas??? puassss???

      Hapus
    4. hahh?? Mas Yanto sedang mumpung belum kawin?

      Hapus
    5. Biasa, kalo lagi jauh dari Mbaknya emang suka belagak amnesia tuh Mas Yanto. :(

      Hapus
  2. wah komunitas ini kayaknya semakin besar ya mas.
    dulu pungut sampahnya kan cuman 2 atau 3 ekor eh orang kalau nggak salah kan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu duuluu sekarang harus makin maju dong

      Hapus
    2. Mas Yanto: Iya, alhamdulillah, Mas. :)

      Mas Dzatmiko: Ciaaaat!!!

      Hapus
    3. Hayooo...yang ngaku yang kelima dapet sebungkus Chitato dari sayaaah...

      Hapus
    4. Iya lah Mang Adul mah bukan yang ke-5, soalnya yang ke-5 itu "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia"

      Hapus
  3. Bagus tuh kegiatan komunitas untuk mungut ampah, sambil kasih pelajaran langsung bagi para orang yang tidak pernah peduli akan kebersihan yang sukanya nyamph sembarang.

    BalasHapus
  4. wuidih...ternyata ci akang beneran udah jadi aktifis lingkungan dengan gerakan bersih sampah di lapangan sebagai wujud nyatanya...lanjutkan bebersihnya ke rumah saya dong mang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo ada sesuatu yang bisa saya ajak pulang mah mungkin bisa saya usahakan. Mamang oge ngarti meureuuuun.

      Hapus
    2. aktivis Kang, bukan aktifis.
      (lumayan bisa nyekak dikit Kang Lembu)

      Hapus
    3. Bhihihi...sebenernya dari semalem saya udah gatel banget pangen bilang itu, tapi takut dibilang songong. :)))

      Hapus
  5. hayuuk atuh kang yang mau bergabung dengan komunitas running loka untuk melakukan GPS (Gerakan Pungut Sampah) di Lokasana bisa datang langsung ke TeKaPe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Datang aja ke Laqpang Lokasana tiap minggu pagi, Mas, nanti bisa ketemu sama saya kok hehe.

      Hapus
    2. Ciamis itu yang ada Pangandarannya
      Kalo Bogor ada Baranangsiangnya

      Hapus
    3. Sekarang mah Pangandaran udah mantanan sama Ciamis, Mas. :(

      Hapus
  6. Mas Rudy mulai berani tampil dengan memperlihatkan dengkulnya.
    lagi menjaring penggemar nih kayaknya. Saya sembur dari sini..hupp .. dengkul sakti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya mas Zach nunggu banget moment ini ya? Hihihi...

      BTW kenapa harus dengkul sih? Gak Bicep gitu biar rada lakik dikit.

      Hapus
  7. wah dari 2 orang sudah banyakan ya sekarang. mantaps

    BalasHapus
  8. keren nih anak muda peduli lingkungan ya mas, semoga pemuda dari kota lain ikut bergeming dan melakukan hal yang sama seperti pemuda ciamis yang memungut sampah demi menjaga kebersihan kota nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayoo, pemuda Tasik juga bergerak, nanti kita kolaborasi deh. :)

      Hapus
    2. pemuda tasik masih pada ngopi nih kang.hehehe

      Hapus
  9. Widih keren sekali, bisa di contoh nih kang buat pemuda-pemudi kota tasikmalaya :D

    BalasHapus
  10. Hmm bagus juga kang gerakannya tempatnya hampir berdekatan nih dengan tempat tinggal saya kang.

    BalasHapus