Makalah Konsep Dasar Pelaksanaan Pembelajaran (Download File Word)

MAKALAH KONSEP DASAR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Makalah Konsep Dasar Pelaksanaan Pembelajaran (ArraPena) by Arra Pena on Scribd


 KATA PENGANTAR 

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada jungjunan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW.


Makalah yang berjudul “Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran” ini sengaja di bahas karena sangat Penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang berada di jurusan Pendidikan Agama Islam yang akan menjadi seorang guru tentang begitu pentingnya pendidikan di dunia ini.


Pendidikan disini merupakan suatu proses bagaimana agar pendidik mengalami perubahan dalam segi kepribadiannya, pengetahuanya dan aspek lain yang ada potensi pada dirinya itu.


Selanjutnya, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu


Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya semua yang membaca makalah ini.


Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Penyusun



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Manfaat dan Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

B. Fungsi Perencanaan Pembelajaran

C. Prisnsip Perencanaan Pembelajaran

D. Komponen Perencanaan Pembelajaran

E. Dasar-Dasar Perencanaan Pembelajaran

F. Konsep Pembelajaran sebagai Suatu Sistem

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran 

DAFTAR PUSTAKA


BAB I 

PENDAHULUAN 


A. Latar Belakang 

Perencanaan merupakan sebuah pemikiran sebelum melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam proses pembelajaran harus adanya perencanaan pembelajaran yang tersusun secaara terstruktur agar tercapainya tujuan pembelajaran dengan maksimal. Guru merupakan perancang perencanaan pembelajaran, karena seorang guru adalah pendidik yang mengajar, membimbing, mengarahkan serta mengevaluasi peserta didik.


Dalam menjalankan tugas sebagai seorang guru yang profesional, guru dituntut memiliki kompetensi secara menyeluruh untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan pada kurikulum. Perencanaan pembelajaran telah tercantum didalam kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan  mengenai tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, dan bahan pembelajaraan yang akan dilakukan pada hari itu.


B. Rumusan Masalah 

  1. Apakah pengertian dari perendanaan? 
  2. Apakah pengertian dari pembelajaran? 
  3. Apa sajakah prinsip-prinsip dari perencanaan pembelajaran?
  4. Apa sajakah komponen dari perencanaan pembelajaran?
  5. Apa dasar dari perencanaan pembelajaran?
  6. Bagaimana konsep pembelajaran sebagai suatu system?


C. Manfaat dan Tujuan

  1. Agar pembaca memahami pengertian dari perendanaan? 
  2. Agar pembaca memahami pengertian dari pembelajaran? 
  3. Agar pembaca mengetahui prinsip-prinsip dari perencanaan pembelajaran?
  4. Agar pembaca mengetahui komponen dari perencanaan pembelajaran?
  5. Agar pembaca memahami dasar dari perencanaan pembelajaran?
  6. Agar pembaca memahami konsep pembelajaran sebagai suatu system?


BAB II

PEMBAHASAN


A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan bermakna sangat kompleks. Perencanaan didefinisikan dalam berbagai macam ragam tergantung dari sudut pandang mana melihat, serta latar belakanag apa yang mempengaruhi orang tersebut dalam merumuskan definisi. Diantara beberapa definisi tersebut dirumuskan sebagai berikut:

  1. Menurut Prajudi Atmusudirdjo, perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa dan bagaimana.
  2. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
  3. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Sedangkan pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Komponen tersebut mencakup pendidik, peserta didik, materi, metode, dan evaluasi.1


Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pembelajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.


Sampai saat ini riset tentang perencanaan pembelajaran masih jarang, tetapi beberapa konsep dapat membantu guru dalam meningkatkan efektifitas pembuatan perencanaan pengajaran. Konsep tersebut mengandung dua pemikiran utama, yaitu proses pengambilan keputusan dan pengetahuan profesional tentang proses pengajaran. Keputusan yang diambil oleh guru bisa bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai pada tingkat yang komplek.


Berdasarkan uraian diatas, konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:

  1. Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.3
  2. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem adalah subuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran. Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang sistematik selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencanaan itu.
  3. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhentikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
  4. Perencanaan pembelajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit- unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.4
  5. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah mengembangkan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktifitas-aktifitas sistematik.
  6. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.

Beberapa definisi perencanaan pembelajaran menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

  1. Definisi yang dikemukakan oleh Guruge (1972) bahwa: “A simple definision of educational planning is the process of preparing decisions for action in the future in the field of educational development is the funtion of educational planning”. Dengan demikian menurut Guruge bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah tugas perencanaan pendidikan
  2. Definisi yang lain sebagaimana dikemukakan oleh Albert Waterston bahwa: “Functional planning involves the application of a rational system of choices among feasibel cources of educational invesment and the other development actions based on a consideration of economic and social cost and benefits”. Atau dengan kata lain bahwa perencanaan pembelajaran adalah investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang didasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
  3. Menurut Coombs (1982) bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakatnya.

Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:5

  1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi
  2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem
  3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah
  4. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science)
  5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses
  6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas 6

Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Kurikulum khususnya silabus menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan program pengajaran, namun kondisi sekolah/madrasah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal penting jangan sampai diabaikan.


B. Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran memiliki fungsi, yang menurut Kostelnik secara spesifik fungsi perencanaan pembelajaran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Mengorganisir pembelajaran yaitu proses mengelola seluruh aspek yang terkait dengan pembelajaran agar tertata secara teratur, logis dan sistematis untuk memudahkan melakukan proses dan pencapaian hasil pembelajaran secara efektif dan efesien.
  2. Berpikir lebih kreatif untuk mengembangkan apa yang harus dilakukan siswa; yaitu melalui perencanaan, proses pembelajaran dapat dirancang secara kreatif, inovatif. Dengan demikian proses pembelajaran tidak dikesankan sebagai suatu proses yang monoton atau terjadi sebagai suatu rutinitas.
  3. Menetapkan sarana dan fasilitas untuk mendukung pembelajaran; melalui perencanaan, sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan akan mudah diidentifikasi dan bagaimana mengelolanya sehingga sarana dan fasilitas yang dibutuhkan dapat terpenuhi untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran yang lebih efektif.
  4. Memetakan indikator hasil belajar dan cara untuk mencapainya; yaitu melalui perencanaan yang matang, guru sudah memiliki data tentang jumlah indikator yang harus dikuasai oleh siswa dari setiap pembelajaran yang dilakukannya. Dengan demikian guruoun tentu saja sudah membayangkan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai setiap indicator tersebut.
  5. Merancang program untuk mengakomodasi kebutuhan siswa secara lebih spesifik; yaitu melalui perencanaa, hal-hal penting yang terkait dengan kebutuhan, karakteristik, dan potensi yang dimiliki siswa akan teridentifikasi dan merencanakan tindakan yang dianggap tepat untuk meresponnya.
  6. Mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajaran; yaitu melalui perencanaan segala sesuatu yang terkait dengan kepentingan pembelajaran sudah dikomunikasikan, baik secara internal yaitu terhadap pihak-pihak yang terkait langsung dengan tugas-tugas pembelajaran, maupun dengan pihak eksternal yaitu pihak-pihak mayarakat (stake holder).


C. Prinsip Perencanaan Pembelajaran

Seorang guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan perencanaan, harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan itu sendiri, seperti yang dikemukakan oleh Sagala yang meliputi : 

  1. Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran.
  2. Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target pembelajaran.
  3. Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran.
  4. Mengumpulkan dan menganalisis iniformasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
  5. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran kepada pihak yang berkepentingan.

Jika prinsip-prinsip itu sudah terpenuhi, secara teoretik perencanaan pembelajaran itu akan memberi penegasan untuk mencapai tujuan sesuai skenario yang telah disusun. Sedangkan berdasarkan asumsi Jumhana prinsip-prinsip yang harus dijadikan dasar dalam merancang pembelajaran, baik untuk perencanaan pembelajaran yang masih bersifat umum maupun perencanaan pembelajaran yang lebih spesifik adalah bahwa perencanaan tersebut harus memenuhi unsur : 

1. Ilmiah

Yang memiliki maksud yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan atau di rancang oleh guru termasuk kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus dan rencana pelaksanaan dan pembelajaran, harus benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara keilmuan.

2. Relevan

Yang memiliki maksud bahwa setiap materi memiliki ruang lingkup atau cakupan dan sistematikanya atau urutan penyajianya.

3. Sistematis

Yang memiliki maksud sebagai unsur perencanaan baik untuk perencanaan jenis silabus maupun perencanaan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran, antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya harus saling terkait, mempengaruhi, menentukan dan suatu kesatuan yang utuh untuk mencapai tujuan atau kompetensi.

4. Konsisten

Yang memiliki maksud adanya hubungan yang tetap antara kompetensi dasar. Indikator, materi pokok pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.

5. Memadai 

Yang memiliki maksud yaitu cakupan indikator materi pokok, pengalaman, sumber belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6. Aktual dan kontekstual

Dengan maksud ialah cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajaran sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. 

7. Fleksibel

Dengan maksud yaitu keseluruhan kompenen silabus maupun rencana pelaksanaan pembelajaran harus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi yang di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8. Menyeluruh

Yang memiliki maksud komponen silabus rencana pelaksanaan pembelajaran harus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).


D. Komponen Perencanaan Pembelajaran

Komponen merupakan bagian suatu sistem yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha dalam mencapai tujuan sistem.11 Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. Untuk itu diperlukan suatu proses yang mengubah masukan (input) menjadi hasil (output). 12 Suatu proses yang dilakukan oleh pendidik diharapkan secara tidak sadar dapat mengubah perilaku atau tingkah laku peserta didik. Sehingga pendidik memberikan peran yang sangat penting untuk mencapai suatu hasil yang maksimal. Misalnya, sebelum peserta didik mengalami proses belajar, ia tidak tahu konsep tentang “x”, tetapi setelah ia mengalami proses pembelajaran, ia jadi paham tentang konsep “x”, dengan demikian dapat dikatakan seseorang itu telah belajar (umpan balik).13 Sehingga dalam sistem pembelajaran tidak dapat terlepaskan dari beberapa hal yaitu: input, proses, dan output.


Menurut Suwarna, dkk. bahwa dalam sistem pembelajaran terdapat komponen input, proses, dan output. Pertama, komponen input/masukan dapat berupa peserta didik, materi, metode, alat, media pembelajaran, perangkat-perangkat pembelajaran yang lain termasuk persiapan atau perencanaan pembelajaran. Kedua, komponen proses dapat berupa tempat atau aktivitas berinteraksinya berbagai input, baik raw input (masukan peserta didik), instrumental input (masukan berupa alat-alat termasuk pendidik dan kurikulum), maupun environmental input (masukan lingkungan fisik maupun non fisik). Ketiga, komponen output/luaran yang menjadi cerminan langsung maupun tidak langsung dari proses pembelajaran yang berlangsung, yang dapat berupa prestasi belajar, perubahan sikap dan perilaku, skor atau nilai penguasaan materi suatu mata pelajaran, dan sebagainya. Selanjutnya ada outcome yang dalam sebuah sistem pembelajaran merupakan kebermaknaan dari output di dalam sistem yang lebih luas atau sistem lain yang relevan. Di sisi lain, outcome dapat juga dimaknai sebagai dampak dihasilkannya output, yang secara singkat bahwa outcome merupakan ukuran kebermaknaan output. Outcome pembelajaran dapat berupa seberapa jauh nilai atau prestasi belajar yang dicapai dalam pembelajaran memiliki makna atau dapat menopang keberhasilan pembelajaran lain yang relevan.


Sedangkan menurut Wina Sanjaya bahwa komponen-komponen sistem pembelajaran dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu:

  1. Tujuan; tujuan merupakan komponen penting dalam sistem pembelajaran yang menjadi arah dalam melangkah, yang disesuikan dengan standar isi kurikulum yang berlaku pada setiap satuan pendidikan.
  2. Materi pelajaran; materi/isi pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
  3. Metode pembelajaran; metode/strategi pembelajaran merupakan komponen yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Karena bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain dengan tanpa dapat diimplementasikan melalui motode/strategi yang tepat, maka komponen-komponen lain tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan.
  4. Media; media merupakan alat bantu yang memiliki peran penting dalam pemanfaatan dumbrt belajar.
  5. Evaluasi; Evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk melihat keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran, selain itu juga berfungsi sebagai umpan balik bagi pendidik atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Lebih dari itu bahwa melalui evaluasi dapat dilihat kekurangan dalam pembelajaran dari berbagai komponen sistem pembelajaran.

Dengan demikian, komponen sistem pembelajaran secara luas terdiri dari komponen input, proses, dan output-outcome. Sedangkan komponen sistem pembelajaran secara khusus terdiri dari komponen tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi.


E. Dasar-Dasar Perencanaan Pembelajaran 

Perlunya perencanana pembelajaran sebagiamana disebutkan diatas, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perebaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:

  1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
  2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
  3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar.
  4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perseorangan.
  5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran.
  6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar.
  7. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.
  8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran:

  1. Tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi.
  2. Metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsistensi pada hasil pembelajaran.
  3. Kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran.


F. Konsep Pembelajaran sebagai Suatu Sistem 

Istilah pembelajaran secara bahasa memiliki arti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.2 Sedangkan pembelajaran secara istilah dijelaskan dalam Undang-Undang adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 3 Menurut Dimyati dan Mudjiono menjelaskan bahwa pembelajaran adalah kegiatan pendidik yang terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat peserta didik dapat belajar secara aktif dengan penekanan pada penyediaan sumber belajar.4 Dengan demikian, pembelajaran adalah kegiatan belajar aktif yang dilakukan peserta didik, yang disesuaikan dengan rencana program pendidik melalui sumber belajar yang disediakan dalam lingkungan belajar.


Istilah sistem dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara bahasa memiliki arti perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, 5 dan system dalam Oxford Learner’s Pocket Dictionary adalah organized set of ideas 6 (kumpulan ide-ide yang terorganisir). Sedangkan sistem secara istilah adalah benda, peristiwa, kejadian, atau cara yang terorganisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang lebih kecil, dan seluruh bagian tersebut secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan tersebut. Definisi tersebut memiliki makna bahwa suatu benda, kegiatan, atau cara dapat disebut sebagai suatu sistem bila memenuhi empat kriteria sekaligus, yaitu: a. memiliki sub sistem (dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil); b. setiap bagian mempunyai fungsi masing-masing; c. seluruh bagian melakukan fungsi secara bersama; d. fungsi bersama yang dilakukan mempunyai tujuan tertentu.


Berdasarkan pengertian sistem diatas, maka ada tiga hal penting yang menjadi karakteristik suatu sistem. Pertama, sistem memiliki tujuan yang jelas yang akan dicapai sebagai arah pergerakan. Kedua, sistem selalu mengandung suatu rangkaian kegiatan sebagai proses pencapaian tujuan. Ketiga, sistem selalu melibatkan dan memanfaatkan berbagai komponen dan unsur-unsur tertentu dalam proses kegiatannya. Dengan demikian, sistem adalah suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu dengan melalui pemberdayaan komponen-komponen yang saling terkait yang dimilikinya.


Oleh karena itu, suatu sistem tidak mungkin memiliki satu komponen saja tetapi membutuhkan berbagai komponen yang mana antara komponen satu dengan yang lain saling berkaitan.8 Dalam buku akta mengajar V menyatakan bahwa karakteristik suatu sistem sebagai berikut: a) adanya tujuan, b) adanya fungsi untuk mencapai tujuan, c) adanya bagian komponen yang melaksanankan fungsi-fungsi, d) adanya interaksi antara komponen, e) adanya penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan, f) adanya proses transformasi, g) adanya proses umpan balik untuk perbaikan, dan h) adanya daerah batasan dan lingkungan.


Sebuah sistem tentu erat kaitannya dengan perencanaan yang merupakan pengambilan keputusan bagaimana memberdayakan komponen-komponen agar tujuan yang ingin disapai dapat berhasil dengan sempurna. Proses perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran memiliki beberapa keuntungan, diantaranya: tencapainya tujuan (hasil) secara optimal, dapat menentukan berbagai strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dan dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk ketercapaian tujuan.10 Sehingga perencanaan pembelajaran sebagai sub sistem dari sistem pembelajaran, memiliki komponen-komponen yang memiliki fungsi sendiri-sendiri dan saling terkait bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.


Kegiatan pembelajaran atau juga dikenal dengan kegiatan instruksional sebagai suatu sistem dengan sendirinya merupakan komposisi bagian-bagian dan fungsi masing-masing untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Sehingga apabila ditemukan salah satu bagian yang tidak berfungsi dengan baik dan berhubungan dengan bagian yang lain, maka tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai dengan baik atau optimal. Dengan demikian, pembelajaran sebagai suatu sistem adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang pendidik sebagai penyedia sumber belajar dan sebagai pengelola semua komponen- komponen yang ada untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan dengan harapan peserta didik mampu menerima dan akan terjadi umpan balik (feedback).


BAB 3

PENUTUP


A. Kesimpulan

Perencanaan adalah suatu proses dalam melakukan beberapa hal dengan adanya solusi yang mencakup kegiatan dalam hal mengambil beberapa keputusan. Sedangkan pembelajaran adalah suatu hal yang membuat seseorang melakukan belajar dan adanya umpan balik dari siswa maupun guru. 


Konsep dasar dari perencanaan pembelajaran ialah sebagai berikut perencanaan pembelajaran ialah sebagai sebuah proses, perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin, perencanaan pembelajaran sebagai sebuah sains, perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas, perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem serta perencanaan pembelajaran sebagai sebuah teknologi. 


Dimensi perencanaan terbagi atas beberapa bagian sebagai berikut ialah signifikasi, fleksibilitas, relevansi, kepastian, ketelitian, adaptabilitas, waktu, monitoring dan isi perencanaan.


B. Saran

Demikianlah makalah ini kami selesaikan dengan sebenar-benarnya. Semoga makalah yang berjudul konsep dasar perencanaan pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Jika adapun kesalahan dalam makalah ini, kami mohon untuk memberikan kritik dan sarannya agar makalah ini kedepannya lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Scribd.com. (2018, 01 November). Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran. Diakses pada 07 April 2023, dari https://www.scribd.com/document/392098341/Konsep-Dasar-Perencanaan-Pembelajaran


Academia.edu. KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. Diakses pada 08 April 2023, dari https://www.academia.edu/31994235/KONSEP_DASAR_PERENCANAAN_PEMBELAJARAN


Qomarudin. A. “AKTIVITAS PEMBELAJARAN SEBAGAI SUATU SISTEM” Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 4 No. 1 (2021): 26.


Silabus.web.id. Perencanaan Pembelajaran. Diakses pada 08 April 2023, dari https://www.silabus.web.id/perencanaan-pembelajaran/#:~:text=Prinsip%20Perencanaan%20Pembelajaran.&text=Menetapkan%20apa%20yang%20mau%20dilakukan,melalui%20prosess%20penentuan%20target%20pembelajaran.


Download File Word via GOOGLE DRIVE

0 Comments:

Posting Komentar