Saya sering mendengar ungkapan “indahnya silaturahmi”, dan saya selalu berpikir “ya, gua juga tahu, silaturahmi memang indah” hanya sebatas berpikir seperti itu. 

Memanfaatkan momen Idul Fitri, dalam dua minggu kemarin saya melakukan perjalanan menemui beberapa teman lama di Bandung. Sudah lumayan lama kami tidak bertemu. Entah mengapa perjalanan silaturahmi saya kali ini begitu terasa berbeda. Bertemu teman lama, berjabat tangan, rangkulan, ngobrol tentang pengalaman saat masih bersama dahulu. Walaupun suasana sudah berbeda, tidak se-‘liar’ dahulu karena beberapa dari mereka sudah berkeluarga, tapi terasa indah banget. 

Bahkan dalam kesempatan itu saya sempatkan untuk menemui seseorang yang pernah berselisih dengan saya. Alhamdulillah, niat baik saya disambut dengan senyuman, walaupun dalamnya isi hati orang siapa tahu, saya tidak ingin memperdulikannya. Momen yang baik harus dipergunakan dengan baik, termasuk menunjukkan pada dirimu sendiri bahwa dirimu sudah menjadi lebih baik dengan memiliki niat baik dan mengesampingkan ego. 

Mulai sekarang saya tidak akan lagi meremehkan yang namanya ‘bersilaturahmi’, karena bagaimanapun hidup tidak akan pernah bisa diprediksi. Entah apa yang akan terjadi pada diri kita dan sekitar kita satu detik kedepan. Entah berada dimana diri kita dan teman kita satu jam kemudian. 

Oiya, ada satyu hal yang bagi saya tak kalah penting, bahwa kumpul-kumpul di social media tidak akan pernah seindah kumpul-kumpul bertemu muka. 

Indahnya bersilaturahmi.



Begitu saya membuka postingan ini di blog saya beberapa saat lalu, saya mendapati komentar dari seorang blogger yang namanya begitu biasa di ingatan saya tetapi dengan isi komentar yang tidak biasa, komentar yang cukup panjang terdiri dari beberapa paragraf. Degup jantung saya berdetak lebih kencang dari biasanya setelah membaca kata pertama di komentar beliau tersebut. Selesai membaca seluruh komentar yang beliau tulis, bahkan hingga dua kali saya baca, beberapa saat saya tertegun sambil memandangi kolom komentar balasan milik saya yang masih kosong. Mungkin semua itu karena sosok beliau yang begitu berkesan bagi saya.

 Berikut isi tulisan beliau: 

PAMIT
Menjalani hidup dengan mengalir itu sangat indah. Mengekspresikan buah pikiran dalam setiap kegiatan, seperti bertualang, bermusik, melukis, dan menulis adalah sebagian dari keindahan itu. Itu pula yang saya jalani dengan segenap keriangan dan keasyikan selama ini. 
Berekspresi dalam berkata-kata dalam blog, pun sedemikian indahnya. Saya mendapatkan kebahagiaan, kebanggaan, dan teman-teman. 
Tapi saya harus menunduk dan mengaku, bahwa kebanggaan yang saya rasakan itu kerap bergeser pada rasa ujub dan riya’. Hati saya mengakui itu. Sebuah sikap mental yang nista, yang belum bisa sepenuhnya saya hindarkan saat berkata-kata. Ada sekeping rasa bersalah dan tidak nyaman menyelinap di dada saya. Sebenarnya, sedikit saja. Sangat sedikit. Tapi Tuhan telah berfirman, sekecil apapun kesombongan, maka tidak berhak baginya surga. Saya takut kehilangan momentum untuk berubah. 
Dan saya, dalam komitmen pada usia saya sekarang (saya sudah 40 sekarang), memutuskan untuk mengambil sikap. Adalah tentang keinginan untuk mulai menepi dari segenap kebanggaan, untuk sekedar menunduk, lalu memantapkan diri dalam menjalani sisa hidup. 
Saya memutuskan, untuk mundur dari dunia blog. 
Teman-teman, terima kasih atas segalanya. Kalian telah menjadi bagian yang sangat indah dari perjalanan hidup saya. Saya meminta maaf jika selama ini saya banyak berucap yang tidak semestinya, dan bergurau yang tidak pada tempatnya, Benar, saya tidak pernah bermaksud melukai hati teman-teman semua. Tidak ada secuil pun rasa benci, iri hati, dan dengki yang pernah saya rasakan dalam berkiprah di blog. Saya menyayangi teman-teman semua. Saya bangga pada teman-teman semua.
Tulisan ini saya tujukan kepada teman-teman semua, meski saya tidak bisa mengetuk blog teman-teman satu persatu. Titip salam buat semuanya.
Saya berdoa, semoga Allah selalu memberikan kasih sayang-Nya kepada teman-teman, kepada kita semua (kita selalu dalam komitmen saling mendukung dan saling mendoakan kan?)
---------------------
Saya tetap di sini. 
Silakan, welcome setiap saat jika hendak bertandang kemari.
Alamat saya di Jalan Jambudipa No 9 RT 1 RW 7 Cilebut – Kabupaten Bogor.
Alamat kantor saya di Biro Hukum Kementerian Keuangan, Gedung Juanda I lantai 14, Jalan Wahidin Nomor 1, Jakarta Pusat. Silakan hubungi saya di ponsel 081316716844, atau di nomor kantor 3449230 Pesawat 6382, juga di email zachroni@gmail.com atau zachronisampurno@depkeu.go.id. 
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wa barakatuh
Zachroni Sampurno
(dulu pemilik blog zachflazz)

Tanpa ingin membuat beliau merasa bangga hati, saya harus mengatakan bahwa selama ini tulisan-tulisan beliau begitu menginspirasi saya. Bahkan beberapa tulisan beliau sanggup merubah cara berpikir saya, menuju hal yang lebih baik tentunya. 

Dan paragraf ini seakan menjadi sebuah amanat bagi saya, yang harus saya sampaikan "Tulisan ini saya tujukan kepada teman-teman semua, meski saya tidak bisa mengetuk blog teman-teman satu persatu. Titip salam buat semuanya." Dan melalui postingan ini, saya berusaha untuk menyampaikan apa yang sudah beliau titipkan pada saya.

Semoga tanggapan saya ini tidak menjadi berlebihan, karena itulah yang benar-benar saya rasakan. 

Sampai jumpa, Mas Zach. Tak akan ada yang bisa membatasi tali pertemanan kita semua. 

Jaman globalisasi kayak sekarang membuat kita sulit untuk tidak terlibat dalam budaya popouler, terlebih jika kita bersentuhan langsung dengan teknologi. Tapi bukan berarti harus kehilangan jati diri. Ini bukan postingan SARA, saya hanya ingin menunjukan bahwa saya adalah orang sunda. Sunda Pituin. 

Getih sunda salawasna!


Iseng-iseng bikin typography 'BARLOX' ah...

Sedikit info tentang BARLOX: 
'BARLOX' merupakan nama dari sebuah komunitas yang anggotanya terdiri dari para anak muda yang menjadikan lapangan Lokasana Ciamis sebagai basecamp atau tempat utama untuk kegiatan olahraga mereka. Sebenarnya nama 'BARLOX' adalah kependekan dari 'Barudak Lokasana' atau 'Anak-anak Lokasana'. Mungkin sebagian orang akan terganggu dengan huruf 'X' di belakan nama tersebut, karena jika kependekan dari 'Barudak Lokasana' harusnya jadi 'BARLOK' atau 'BARLOK'S' dong, ya? Yaa namanya juga anak muda, apapun yang melekat pada dirinya harus terkesan keren dan 'keras', dan huruf 'X' diakhir kata 'BARLOX' dinilai sudah cukup mewakili hal itu. Asal huruf 'X'-nya cukup satu aja, jangan banyak-banyak. Ngerti kan, ya? Oke. 


Udah lama gak bikin typography, kangen juga rasanya. Lagian udah lama gak melampiaskan khayalan pada media gambar. Tadinya typography yang ini cuma buat di-posting di Instagram, tapi dipikir-pikir, blog juga jadi tempat paling nyaman buat beberapa karya saya. Yaudah, saya pencet aja tombol Publish-nya. :)


Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Mohon maaf lahir bathin. 

Sedikit karya typography dari saya yang pada saat mendisainnya terbayang-bayang terus kue Mochi. Muehehe... 

Contoh Logo Komunitas Galur Bandung
Disuruh bikinin logo komunitas sama Kakak, tapi katanya pengen yang bertema typography dan harus ada ikon kota Bandungnya. Yaudah, saya pilih Gedung Sate aja. Oh iya, maaf kalo disainnya agak cupu, waktunya mepet banget soalnya. Hehe...

Cucuran keringat masih terasa di punggung, begitupun aroma ketek masih semerbak tajam dalam radius kurang lebih 2 meter mengikuti arah angin, tapi kali ini saya sudah tidak sabar ingin berbagi cerita di awan. 

Berawal dari percakapan santai seusai latihan dengan kang Erik di bawah tiang pull up. Sambil selonjoran di atas paving block pinggiran track dan dikelilingi oleh jejak-jejak manusia modern yang katanya jauh lebih cerdas. Bisa tebak bagaimana bentuk jejak-jejak tersebut? Ya, berupa plastik-plastik tak terpakai yang berserakan di area yang seharusnya tanpa dikomando siapapun harus turut menjaga kebersihannya. 

Begitu saja saya nyeletuk pada kang Erik "...a Erik, andai saja anak-anak belum berangkat mengikuti test seleksi TNI mereka, kita bisa bergerak mungutin sampah bareng, pasti seru..." Lalu kang Erik membalas "...kenapa gak kita berdua aja sekarang bergerak? Ayo sambil menuju parkir kita keliling track mungutin sampah!" Kalimat yang begitu kuat nancap di otak saya dari kang Erik. Kami pun langsung bergerak dengan memanfaatkan kantong kresek yang kami dapat dari tempat sampah untuk mengumpulkan sampah-sampak yang berserakan tadi. 

Saat itu kami banyak mendapat tatapan aneh dari beberapa pengunjung di sana, entah apa yang mereka pikirkan, semoga saja pikiran positif untuk kami. Tapi diantara tatapan aneh itu, terdengar suara mungil "Om...om...ini sampahnya" ujar seorang anak SD yang masih memakai seragam olahraga sambil menyodorkan segenggam sampah plastik bekas es sirop dan cilok di tangan kecilnya. Sambil bertingkah khas anak-anak, ia pun mulai memunguti sampah dengan beberapa temannya. Ya ampuun, tindakan anak-anak itu adalah investasi yang sangat berharga bagi saya. 

Selain itu beberapa teman mahasiswa juga mulai memunguti sampah dan memberikannya kepada kami, meskipun hanya sebatas memungut sampah yang ada di hadapan mereka saja, tapi saya anggap ini akan menjadi awal yang baik. 

Dan kami sudah sepakat untuk berusaha melakukan gerakan memungut sampah ini setiap usai latihan, tak perduli hanya kami berdua yang melakukannya. Tapi bagaimanapun kami tetap berharap, akan semakin banyak orang yang tergerak melakukan hal yang sama seperti yang telah kami lakukan, yaitu bergerak memungut sampah di lapang Lokasana Ciamis. 
Saya sangat bersyukur karena tidak jauh dari tempat tinggal saya terdapat lapangan atau area untuk olahraga. Tempatnya cukup nyaman, fasilitas seperti track lari juga cukup baik, walaupun untuk beberapa fasilitas lain dinilai kurang layak. 

Terdapat beberapa area olahraga di daerah tempat tinggal saya yang selalu ramai pengunjung. Ini sangat menyenangkan bagi saya. Tapi ada satu hal yang membuat saya bertanya-tanya, yaitu kenapa diantara semua area olahraga yang ada, tidak satupun yang menyediakan tempat khusus untuk para pedagang kaki lima? 

Bagi saya ini penting, agar orang-orang yang berjualan di area lapangan olahraga tidak sembarangan memilih tempat untuk membuka lapak. Bahkan selama ini masih ada beberapa pedagang yang membuka lapaknya di track lari. Bagaimanapun ini tidak betul, selain menyebabkan rasa tidak nyaman pada pengguna track karena menghalangi jalur, hal itu juga dapat membahayakan karena bisa menyebabkan cedera jika sewaktu-waktu terjadi benturan fisik. Selain untuk kenyamanan pengguna area olahraga, menyediakan tempat khusus untuk pedagang kaki lima juga akan membuat area lapangan menjadi lebih tertata, sehingga dapat menambah keindahan. 

Saya pernah ngobrol-ngobrol dengan pihak pengelola, secara tidak resmi saya menyampaikan apa yang saya pikirkan ini, "...kami akan coba sampaikan aspirasi anda..." katanya. Baiklah, saya mencoba untuk puas, tapi tetap gak lemas. 

Maaf bukannya saya arogan apalagi membenci orang yang berjualan, mereka sedang mencari rejeki, saya dukung, tapi bagaimanapun perlu ditata, sekali lagi agar rasa aman dan nyaman bisa dirasakan oleh semua pihak. Yang mencari sehat aman sentosa, yang mencari rejeki lancar jaya. Merdekalah hidup ini!