Perlunya Kecerdasan Emosional dalam Berlari

Dapat berita duka tentang runner yang meninggal seusai berlari, ini cukup membuat saya mengernyitkan dahi. Hingga saat ini saya belum mendapat sumber yang kredibel tentang berita ini, bagaimana kronolgi kejadiannya, bagaimana sebenarnya kondisi tubuh sang runner (apakah memiliki riwayat penyakit tertentu) dan penyebab pasti dari kematian sang runner menurut medis. 

Namun sebagai orang yang menekuni dunia lari, tentu saja ini akan menjadi pelajaran yang berharga, dimana seorang pelari harus mengenali diri sendiri, memiliki sifat pantang menyerah namun tahu kapan harus berhenti. Berlatih menempa fisik dan mental hingga batas kemampuan memang perlu, namun ingat! hingga batas kemampuan, bukan melebihi batas kemampuan. 

Atlet Profesional memiliki pola latihan, pola asupan nutrisi hingga pola istirahat yang sudah terprogram dengan sangat baik, sehingga mereka dapat mencapai kemampuan diatas rata-rata, karenannya jangan mencoba untuk menyetarakan diri dengan mereka. Salah satu tujuan dan manfaat dasar berlari adalah mendapatkan tubuh yang sehat secara manusiawi, bukan tentang pengakuan atau gengsi. Jika ada yang mengagumi karena melihat aktivitas berlarimu, niatkan itu sebagai cara untuk berbagi inspirasi dan motivasi.

Kepada kawan-kawan di komunitas, saya selalu wanti-wanti, jangan pernah memaksakan diri dalam berlatih/berlari, jika sudah mulai merasa ada yang tidak beres dengan tubuhmu, istirahatlah! Kesalahan mendasar yang sering ada dalam diri pelari non atlet adalah mencoba untuk menghantam rekor pelari lain, padahal dia tidak sedang berada pada level kompetisi. Memiliki ambisi untuk tampil lebih baik dari runner lain justru akan membuat kita berada dalam kesulitan. Berlatihlah untuk terus menjadi lebih baik dari dirimu sebelumnya.

Pada hakikatnya segala yang dilakukan secara berlebihan tidak akan memberi manfaat yang diharapkan, bahkan bisa jadi akan menyebabkan kerugian. Meningkatkan kemampuan dan kekuatan fisik harus disertai dengan kecerdasan emosional, agar esensi berlari dapat tercapai, yaitu kematangan fisik dan mental. Mohon maaf, saya menulis ini tidak berniat untuk menggurui, hanya sebagai bahan untuk introspeksi. 

#KeepRunning

7 komentar:

  1. Nah, makanya aku jalan juga ga maksain, kalo udah capek slowdown aja. Kalo dipaksa jalan cepet terus suka sakit dadanya malah bahaya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, harus bertahap. Sama kayak cinta, kalo dipaksain bisa bikin encok.

      Hapus
  2. Soal lari jujur aku emang nggk kuat jadi pasti nggk mau maksain, tertinggal jauh ya udah diterima aja dari pada berakibat fatal

    Pilih jalan santai aja deh hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenernya kondisi fisik bisa dibangun, Mbak. Ada beberapa temen saya yang awalnya benci lari, tapi sekarang malah aktif berlari hehe.

      Hapus
  3. mantap banget ini. Berlatihlah untuk terus menjadi lebih baik dari dirimu sebelumnya.

    BalasHapus
  4. betul mas kita memang harus kenal dengan diri kita sehingga bisa melakukan yang terbaik.

    BalasHapus
  5. kalau dari tulisan ini,kelihatan banget kalau mas rudy merupakan motivator ulung.

    belajar darimana coba?

    BalasHapus