Bung Karno & Bung Tomo Typography

Karno Tomo Typography by Rudy Arra

Typography ini aku disain untuk menyambut Hari Pahlawan. Aku berharap Typography ini dapat mewakili pemikiranku dalam menyikapi hari besar ini sehingga aku tidak perlu mengulasnya secara panjang lebar. 

Semoga kita tidak hanya mampu memperingati dan merenungi jasa-jasa para Pahlawan, tapi juga dengan segenap hati dapat mengamalkan perjuangan yang telah para Pahlawan kita mulai sejak dulu. Karena perjuangan belum berakhir. 
Seandainya gue bekerja di Direktorat Jenderal Pajak lalu gue melakukan korupsi, terus apakah itu berarti Direktorat Jenderal Pajak adalah lembaga yang korup?

Seandainya gue adalah Bobotoh yang suka bikin rusuh saat di Stadion ataupun diluaran, terus apakah itu bereati semua Bobotoh di dunia ini adalah tukang rusuh?

Seandainya gue seorang anggota Geng Motor lalu gue melakukan kekerasan dijalanan, terus apakah itu berarti semua Geng Motor di dunia ini adalah kumpulan berandalan?
Ini merupakan bagian kedua dari postinganku dengan konsep yang sama yang aku posting pada bulan Mei lalu. Konsep dari postingan ini adalah dengan mewawancarai diriku sendiri dengan menyertakan sosok imaginer bernama Idur sebagai sang Pewawancara. Aku kemas tulisan ini dengan menggabungkan unsur fakta dan fiksi.

Gak tahu kenapa, tiba-tiba siang hari tadi Saya mendadak ingat sama Mas Idur yang pada Bulan Mei lalu pernah mewawancaraiku...Haaah...entah angin apa yang membuatku ngangenin pria centil nan melambai itu. Kalo flasback, saya jadi senyum-senyum sendiri saat teringat Interview  tempo hari.

Dan sore hari tadi, dalam waktu luangku, diapun mendatangiku kembali dengan misi yang tetap sama, yaitu mewawancaraiku.


Maaf, Mimin belum bisa posting artikel dengan tema yang berguna bagi Nusa dan Bangsa, karena Mimin sedang menghadiri diskusi di kolom komentar blog-nya orang-orang keren.


Mau ikutan?, sebaiknya jangan!. Tapi jika anda memaksa, Mimin merekomendasikan dua opsi lokasi diskusi:

Lokasi #1
Diskusi yang dikhususkan untuk Blogger yang bersedia menerima kami apa adanya.

Lokasi #2
Diskusi untuk para Blogger berpangkat SERSAN (Serius tapi Santai).


-Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Yang Tanpa Hasil Ini-

#Miminpun Kabur# 

Malam ini malam minggu, dan diluar hujan, diem dirumah aja ahh...pergi juga mau pergi ke mana kalau ujan gini, toh kekasih pun berada disuatu tempat nun jauh disana. Jadi...mendingan buka twitter, sambil Blogging-an, eh kebalik deh, harusnya Blogging sambil Twitter-an dengan ditemani secangkir Kopi Abjad (males nyebutin merek lagi ah...).

Aku buka postingan Typography terbaruku, dan mataku langsung terbelalak ketika membaca salahsatu komen dari salah satu sahabat Bloggerku, seperti inilah komen dari Beliau.


Komen Mas Budi


Ya, Beliau adalah Mas Budi Purnomo yang telah berbaik hati padaku dengan memberiku bingkisan secara cuma-cuma yang sungguh tak terbayangkan olehku sebelumnya, yaitu sebuah Award yang bertajuk “Top Freindship Award Untuk Sahabat”


Top Friendship Award
Award dari Mas Budi Purnomo

Award ini begitu istimewa bagiku karena ini merupakan Award pertama yang aku terima selama perjalanan Blogging ku sejak bulan February lalu. Sungguh aku sangat tersanjung atas kejutan yang telah Mas Budi berikan padaku ini, aku sangat mengapresiasinya.

Disisi lain aku salut pada Beliau yang telah memberiku penghargaan ini, karena aku tahu bahwa  Beliau adalah seseorang yang setiap harinya selalu disibukan oleh pekerjaan dan kegiatan primer lainnya, akan tetapi Beliau masih saja menyempatkan diri untuk berbagi pada kawan-kawan sesama Blogger-nya, ini adalah salah satu bentuk kepedulian Beliau akan silaturahmi yang memang seharusnya harus selalu dijaga agar terus terjaga.

Aku ucapkan banyak terima kasih pada Mas Budi Purnomo yang telah sudi memasukan diriku yang bengal ini pada daftar penerima award, sekali lagi aku begitu tersanjung atas apa yang telah Mas Budi persembahkan untukku. Suer deh, tiba-tiba malam yang dingin ini langsung terasa hangat di tubuhku, jauuuuuuh lebih hangat dari kehangatan yang disajikan oleh Kopi Abjad yang kini sudah dingin.

Terus terang, semangat blogging-ku melonjak drastis setelah mendapat Award ini, walaupun aku masih bingung mau diapakan Award ini hihi...maklum saja ya, aku memang belum begitu mengerti soal ini, haduuuh...payahnya aku. Tapi yang pasti aku akan menyimpan dengan baik pemberian Mas Budi ini di Blogku dan juga pada salah satu folder dihatiku hehe...

Semoga Mas Budi senantiasa sehat selalu, sehingga dapat melakukan aktivitas pokok Mas Budi di dunia nyata dan juga dapat terus menyisihkan waktunya untuk menulis sesuatu yang selalu sanggup menginspirasi kami para juniormu.

Untuk kesekian kalinya aku ucapkan terima kasih banyak untuk Mas Budi Purnomo. Aku berharap suatu saat nanti kita bisa bertemu secara langsung sambil menikmati Kopi Abjad bersama.

Idul Adha Typography by Rudy Arra

Idul Adha Typography by Rudy Arra

Selamat Hari Raya Idul Adha bagi Umat yang merayakan. Semoga kita senantiasa selalu menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. 

Mohon Maaf, berhubung aku belum mampu berkurban Sapi ataupun Kambing beneran, jadi aku kurban Sondesip saja ya...:D

Ketika kemarau,siang hari panas terik, ngeluh...katanya gak nahan gerahnya hingga ada yang bilang ‘Neraka Bocor’.  Jalanan berdebu, ughh...emosi gampang naik sampai-sampai punya slogan ‘senggol bacok’. Air langka, hidup pun terasa sangat sengsara. Manusiapun merengek pada Tuhan nya agar segera diturunkan hujan. 

Hujan pun turun, lalu ada yang berkata denga nada kecewa “yaaah ujan!”. Ketika langit mulai kelabu dan gerimispun turun, ada yang berkilah “ah, cuacanya tidak mendukung”. Diluar hujan, males kemana-mana, diam dirumah dan menyamankan diri sendiri hingga lupa mensyukuri do’a nya yang telah dikabulkan oleh Tuhan, sambil berkata “Nanti aja ah, tanggung enak nih!”. 

Untuk kesekian kalinya aku mendengar ungkapan “Musik Kampungan”. Sampai sekarang aku tidak pernah tahu spesifikasi seperti apa yang membuat sebuah lagu atau musik bisa disebut sebagai musik kampungan, musik norak, musik tidak berkualitas, atau musik ecek-ecek. Karena setahuku lagu atau musik yang mereka sebut sebagai musik kampungan ini justru sangat disukai dan mempunyai penikmat/penggemar yang jumlahnya tidak sedikit. Bahkan beberapa masyarakat yang di klaim sebagai masyarakat ‘kelas ataspun’ turut menyukainya.

Jujur saja aku bukan termasuk penikmat setia dari karya Musisi seperti Kangen Band, ST12, Wali Band, Hijau Daun Band atau semacamnya (Maaf, bukan bermaksud mendiskriminasikan beberapa pihak  dengan menyebut nama secara vulgar, tapi karena menurut yang aku dengar selama ini bahwa merekalah yang selalu menjadi objek ‘musik kampungan’) , tapi aku sama sekali tidak membenci mereka terlebih karya-karya nya. Aku hanya merasa suasana dan materi yang terdapat pada karya mereka tidak sesuai dengan seleraku. 

Hmm...tak ada banyak hal yang aku lakukan di hari minggu kali ini, selain makan, nonton TV, bobo, dan Blogging. Tapi sebelum aku melakukan hal-hal yang aku sebut barusan, pagi harinya aku melakukan hal yang bagiku merupakan hal besar dan dapat mempengaruhi kualitas hidupku di masa depan. Hal besar itu bukan melakukan orasi besar-besaran untuk memberi dukungan pada KPK ataupun  memenangi kompetisi olompiade Fisika, tapi hal besar itu adalah...lari pagi.-_-"

Baiklah...aku rasa anda akan sedikit menyesal setelahselesai membaca paragraf pertama diatas, tapi bagaimanapun juga buatku saat ini yang namanya melakukan lari pagi merupakan hal yang besar. Lari pagi tadi adalah lari pagi pertamaku disini semenjak kepindahanku dari Bandung sekitar 1,5 tahun lalu. Waktu di Bandung aku punya jadwal olahraga rutin, seperti futsal, badminton, nyuciin mobil tetangga, bersihin torn air, cuci baju akhir pekan, ataupun sekedar dorong motor nyari tambal ban karena bocor ban, pokoknya yang penting keringetan.

Punya teman yang kecanduan show off itu memang terkadang sanggup membuat perasaan menjadi was-was, saat sedang barengan sama dia seakan nasib kita sangat tergantung pada situasi sekeliling saat itu. Oke lah jika memang hal yang dipamerkannya itu dapat dipertanggung jawabkan sebab akibatnya, tapi jika itu hanya OmDo (Omong Doang), ujung-ujungnya kan orang yang bareng sama dia juga yang dongkol.

Saat sedang ngobrol berdua, sikap pamernya itu bisa jadi penghangat suasana. Yaa...seenggaknya kami gak akan kehabisan bahan obrolan lah, walaupun yang menjadi narasumber sering kali dia, aku sih paling cuma bisa banyak banyak bilang “Oh ya?!”...“Oo...gitu ya?!”...”Woow!!!”...”Masa sih?”...”Hmmm!!!” atau terkadang  “...” (maksudnya speechless karena omongannya yang gak masuk akal) :D.

Tapi situasi akan berbanding terbalik saat berada ditempat umum atau sedang ngobrol sama orang-orang yang tidak mengenal dia dengan baik. Sebagai seseorang yang terlanjur berstatus temannya, aku harus menyiapkan mental untuk menghadapi ‘Jlebb Moment’ saat dia sedang berkicau tentang apa yang dia punya atau tentang apa yang dia pikirkan.