Dulu, kita sangat kegirangan saat hujan datang. Tak peduli dingin, tak peduli lumpur, kita akan langsung masuk bergabung dengan rombongan butiran air yang terjatuh dari ketinggian. Tertawa lepas seakan tak mempedulikan apa-apa selain menendang-nendang bola plastik seharga seribu rupiah yang kita beli secara patungan dari warungnya Bu Rohanah. Dan setelah kita kedinginan lalu memutuskan untuk pulang, kita harus siap-siap disambit sandal jepit punya ibu.
Kita juga dapat bertahan berjam-jam ditengah-tengah aliran sungai untuk berburu Remis. Saking lamanya kita berada di dalam air, kulit telapak kaki kita pun sampai ciut mengkerut pucat pasi. Untuk mengatasi ciutnya telapak kaki kita itu, biasanya kita akan langsung duduk berjemur diatas batu besar yang sejak tadi siang terkena terik matahari. Dan saat tubuh mulai mengering, kitapun bisa menggambar Doraemon pada kulit betis kita dengan menggunakan sebatang ranting kecil, saking keringnya tuh kulit. Haaahh...tobat deh.